SIAPA YANG TAHU
“ Apa ?! “ Anisa kaget mendengar berita dari Mika yang bilang kalau desain yang di berikannya kemarin sudah ada di internet, bukan di website mereka melainkan di website saingan mereka.
” itu tidak mungkin? Aku baru memberikannya padamu 2 hari yang lalu kan ?”
” Mana ku tahu, tapi itu nyatanya, kalau gak percaya buka aja internet ” suruh Mika
” Oke nanti ku hubungi lagi ” kemudian menutup ponselnya. Anisa mulai membuka web yang di maksud, ia shock juga ketika tahu walaupun sudah di beritahu sebelumnya. ” ini tidak mungkin ” gumamnya ” apa ada yang mencurinya dariku ?” tanyanya, Putri membuyarkan lamunannya dengan tepukan di bahunya
” ada apa Nis?” tanya Putri
” oh, tidak apa apa, ayo pergi sudah selesai kan makannya?”
” oke, cabut ”
Mereka membayar makanannya di kasir, ketika Putri menyerahkan uangnya terlihat ia sangat senang berhadapan dengan kasir lelaki itu.
” ehm, kenapa kamu ?” tanya Anisa ketika sudah sampai di luar restaurant
” ga, kenapa-kenapa kok”
” beneran?”
” bagus deh kalau gitu, aku suka ma tu kasir hehehe” godanya pada Putri
” apa ? kamu suka” tanya Putri yang kaget
” kenapa ekspresimu seperti itu? Tidak masalah kan? ”
” no, no, no, ga boleh”
“ loh kenapa?”
“ bukannya kamu sudah suka ma Iqbal?”
” suka lebih dari satu boleh kan? Mana yang lebih dulu”katanya sambil berlalu dan tersenyum pada Putri yang masih bengong di buatnya. Putri mengejarnya ” hei !”
” kamu tidak boleh seperti itu, cukup Iqbal saja oke? ”
” terserah akulah”
” pokoknya tidak boleh, karena.... ’ kata-katanya terputus
” karena apa?”
” karena,,, karena,,,aku suka pada dia” katanya seraya menunduk agak malu juga
” hehehehehehehe” tawa Anisa lalu berbalik menuju restaurant kembali seraya berlalu
” hei mau kemana ” tanya Putri. Anisa hanya menunjuk restaurant, Putri mengejarnya dengan terburu buru. Sampai di depan restaurant keduanya berhenti, Anisa menengok pada Putri, Putri hanya bingung melihatnya.
” oke, karena kita sudah sampai, gimana kalau kita main fair ja, siapa yang menyapa duluan tu kasir, ia yang berhak mendekatinya ”
” ti,,, tidak boleh begitu dong, tidak adil namanya. Kamu Iqbal saja oke?” bujuk Putri
Anisa tersenyum ” tidak bisa ” Anisa masih saja menggoda temannya itu.
” satu, dua, tiga ” Anisa memberi aba-aba. Putri masih diam di tempatnya dan Anisa melenggang masuk restaurant dengan pedenya, Putri hanya melihatnya dengan perasaan kecewa namun Ia masih menunggu Anisa juga.
Terlihat Anisa berbicara sesuatu pada kasir itu, kemudian tiba-tiba kasir itu datang menyapa Putri ” selamat siang mbak ada yang bisa saya bantu ”
” ha ” Putri kaget setengah mati, dia gelagapan, bingung mau bicara apa
” ada yang bisa saya bantu ?”
” oh ya,,, ” katanya kemudian diam memikirkan jawabannya. Kasir itu menoleh pada Anisa. Anisa hanya mengisyaratkan sesuatu padanya. Dia teringat kata-kata anisa ” Mas, itu teman saya yang di luar namanya Putri, Dia mau masuk, pesan makanan lagi tapi terlanjur malu katanya, dia menyuruhku kemari, tapi aku tidak tahu apa yang mau di pesannya, tolong Mas tanyain sendiri ya,,, ”
” Mbak Putri mau pesan apa” tanyanya pada Putri yang masih diam
” ha, oh,,itu pesan yang kayak tadi mas, di bungkus ”
” yang kayak tadi apa mbak”
” aku lupa nama rmnunya, masih ada recapnya kan ?”
” oh ya sebentar silahkan tunggu di dalam, itu temannya menunggu juga kan ”
” oh, ya, makasih” kemudian keduanya masuk ke restaurant bersama. Putri menghampiri Anisa yang sudah duduk di kursi pojokan. Anisa kesal juga di buatnya.
’ apa yang kamu katakan padanya? kamu ingin membuatnya seperti orang bodoh ha?”
” seharusnya kamu berterima kasih padaku, kalau bukan karena aku, kamu mana mungkin di samperin ma dia”
” apa ?”
Anisa tersenyum ” aku mana mungkin suka ama tu cowok, kamu tahu kan cowok yang ku sukai itu siapa? Dan aku bukan tipe orang yang mudah berpaling ”. Putri mencerna kata-kata temannya itu ” jadi ”
” iya, kamu ketahuan olehku walaupun aku sudah tahu lama sebelumnya ” kata anisa seraya tersenyum geli melihat Putri. Putri akhirnya balas tersenyum juga. Pesanan sudah datang, dan Putri langsung membayar saat itu juga. Keduanya pergi, namun sesaat setelah keluar Anisa masuk lagi ” kenapa?” tanya Putri
” ponselku ketinggalan ” bohongnya
Di dalam restaurant Ansa menemui kasir itu. ” ada apa mbak ”
” maaf, aku tadi berbohong, sebenarnya aku tadi hanya ingin membuat temanku bahagia, kamu dapat salam darinya,kalau yang ini aku jujur ” katanya seraya tersenyum manis. Kasir itu hanya diam untuk sesaat, tapi tanpa di sangka ” salam balik untuknya, perkenalkan namaku Dimas ” katanya seraya tersenyum
” oke, perkanalkan juga namaku Anisa dan sudah tahu kan nama temanku itu ” katanya sambil menunjuk Putri yang menunggu diluar.
” ya ”
” oke, makasih, permisi ”
” silahkan, terima kasih” kata kasir itu formal
Dimas memandang keduanya seraya tersenyum senang. Ternyata Dimas selama ini juga memperhatikan keduanya kerena mereka memang langganan makan d di tempatnya, Dimas tertarik dengan Putri juga. Temannya datang nyamperin ” kenapa lo senyum-senyum sendiri?”
” tidak,,,, ” katanya sedikit malu
Semantara itu tidak jauh beda dengan Dimas, Putri senang bukan main ketika ia dengar dari Anisa kalau Ia dapat salam dari Dimas.
” yang benar?” tanyanya tidak percaya
” benarlah, namanya Dimas ” jelasnya” cieeeeee,,,,,, ehm ehm ”. Putri hanya senyum-senyum saja begitu pula Anisa. Ia senang sudah berbuat sesuatu untuk Putri. ” oke, aku duluan ya, masih ada banyak urusan” kata Anisa
” lalu urusan kita bagaimana, urusan dengan atasan ”
” kamu selesaikan dulu ya, paling cuma diomelin, hehehehe ”
” ya tapi,,, ”
” sorry... ” kata Anisa sambil berlalu menuju MN workshop. Sampai di tempat itu, ia langsung menuju ruangannya menemui Mika. Mereka berbincang cukup serius saat itu mengenai kebocoran desain. Mika mencurigai kalau Anisa bekerja untuk workshop yang lain juga.
” apa kamu sudah gila ha? Kita bangun usaha ini bersama dengan susah payah, mana mungkin aku berbuat seperti itu, kamu tahu aku kan? Aku bekerja di luar cuma untuk WAYnet, itupun tak ada hubungannya dengan desain ”
” lalu kenapa bisa seperti ini?”
” mana ku tahu?!” mereka kemudian sama-sama terdiam, hening untuk sesaat.
” apa mungkin ada yang mencurinya dariku ?” pikir Nisa
” siapa?” tanya Mika
” aku juga tidak tahu, tapi apa mungkin itu terjadi? ”
” mungkin saja ” potong Mika. Keduanya berfikir. ” lalu bagaimana dengan produksi kita, apa sudah terlanjur di buat?” tanya Nisa kemudian
” untuk itu tidak usah terlalu di pikirkan, untungnya belum banyak yang di buat, bukankah barang kita selalu limited edition? So, kerugian tidak banyak ”
” syukur deh kalo gitu, oke akan kucari siapa di balik ini, ”
” yakin,.??”
” ya ” jawabnya pasti, kemudian ia membuka web WG, saingan mereka itu, dia sekali lagi melihat produk yang mereka luncurkan, ”sama, sama persis ” gumamnya, setelah itu bersandar di kursinya.
Kembali ke Putri, sekembalinya ke WAYnet dia di omeli ma bosnya. Putri hanya bisa diam, karena biasanya yang berani berbicara balik hanya Anisa.
” kenapa gak bilang dari kemarin kemarin, kalau dari kemarin kan bisa selesai ni komputer ”
” maaf pak ”. Bos itu hanya heran dengan Putri yang hanya bilang maaf. ” lalu dimana si Nisa tu, kemana dia ?” lanjutnya
” dia ijin pulang duluan pak”
” apa-apaan ini, kenapa tidak bilang sebelumnya padaku, seenaknya saja , oke panggil segera teknisi, suruh cepat perbaiki ” kata si bos kemudian pergi
” iya pak” jawab Putri, setelah di lihatnya bosnya keluar dari warnet ” huffftttt, dasar ” omelnya, kemudian segera menelpon teknisi untuk memperbaiki komputer yang rusak. Sepuluh menit kemudian teknisi datang, ” kamu cepat datang juga ”
” iyalah, mana yang rusak ?”
” itu, ” tinjuk Putri
” suruh bosmu beli yang baru, ini terus yang rusak”
” alah, kamu juga senang kan, dapat job , hehehe”
” bener juga sih ” jawab teknisi itu sambil tertawa. Segera saja orang itu memperbaikinya, setelah agak lama, akhirnya selesai juga Ia mengerjakannya. Putri mendekatinya ” sudah selesai ”
” sudah, coba saja”
” oke ” Putri mulai mencoba komputer di depannya itu. Setelah memastikan semuanya sudah baik, segera Ia mematikannya kembali ” biasa yaw,, ” katanya
Teknisi itu langsung tahu apa yang di maksud, ia menyerahkan invoice padanya untuk di tandatangani ” oke, semua sudah beres, bye”
” oke makasih ya ”
” sama- sama ” kata teknisi itu kemudian keluar ruangan. Putri ingat dengan Anisa, kemudian menyusul teknisi itu ” hei, dapat salam dari Anisa ”
Teknisi itu menunjuk dirinya sendiri, tidak percaya ” aku ?”
” iya, Iqbal dapat salam dari Anisa ” ulang Putri
” lagi ??? ” katanya aneh karena sering ia mendapat salam dari Yang namanya Anisa ” yang mana orangnya?” tanyanya karena sampai sekarang belum tahu Anisa itu yang mana.
” orangnya baru keluar, tidak ada di sini”
” oh,,, oke, salam balik kalo gitu ”, Putri tersenyum mendengarnya sedangkan Iqbal masih bingung, penasaran dengan yang namanya Anisa. Iqbal pergi.
Anisa keluar dari workshop bermaksud untuk pulang, namun di di perjalanan ada seseorang yang memanggilnya. Yup, itu Iqbal
” hei ”
” hei , ”
” kebetulan, mau pulang?”
” iya ” jawab Anisa dengan sedikit malas, pengaruh pekerjaan. Mereka akhirnya pulang bersama dalam suasana sedikit hening, kerena Anisa baru ga mood. Iqbal akhirnya yang memulai bicara.
” boleh tanya sesuatu ”
” apa ?” jawab Anisa
” yang namanya Anisa itu seperti apa? Dia teman kerjamu di WAYnet kan?”
” ha !?” Anisa mulai sedikit tertarik sekaligus kaget
” kenapa? ” tanya Iqbal melihat ekspresi wajah wanita di sampingnya itu ” oh ya namamu siapa? Aku tahu yang namanya Putri ma Sarah, kalau kamu Cuma sering ketemu doang ”
” he,, aku saja tahu namamu ”
” ya maaf kalau aku tidak tahu namamu”
” ee,,, Ane, ya namaku Ane, salam kenal ” canda dan bohong Anisa
” yeahh,, Ane, aku Iqbal ”
” sudah tahu “
“ oh ya, yang tadi, siapa sih si Anisa itu “
” kenapa memengnya ”
” enggak. Ingin tahu saja, dia selalu kirim salam padaku melalui temannya tanpa ku tahu wajahnya ”
” so ”
” ya,, aku ingin tahu lah, dia orangnya seperti apa ”
” aku tidak bisa mendiskripsikan wajahnya, Cuma, ya begitulah, selama ini yang ku tahu dia suka yang namanya Iqbal , itu setahuku sih itu ”
” aku maksudnya tanpa ”
” mungkin ” jawab Anisa dengan wajah tak bersalah telah berbohong, sementara Iqbal kepedean. Hehe. Anisa sudah hampir sampai di rumahnya, Ia belok saat sampai di ujung jalan, yang sebelumnya berpamitan padanya. Iqbal senyum-senyum sendiri setelah Ane menghilang dari pandangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar