Minggu, 13 Mei 2012


~ Bad Beautiful @ 3

Wisnu dapat panggilan dari atasannya.
” kerja kamu bagus, sejauh ini Cuma satu kasus yang tak mampu kau selesaikan ”. Wisnu tersenyum sinis, tahu maksud atasannya, itu kasus pembobolan bank yang terjadi waktu lalu.
” ya walaupun kasus narkoba kemarin juga belum tuntas ”
” segera ku tuntaskan ”
” tidak” sela atasannya ” ada kasus baru untukmu ”
” ha ” wisnu seakan tak percaya
” ya, baru-baru ini ada desas-desus, ada perdagangan wanita di pelabuhan ”
” bukankah itu sudah lama?”
” ya,,, tapi yang ini lebih besar ”
”  maksudnya ”
” kasus ini melibatkan mafia luar( luar negeri )”  ⃰  kasus yang dulu hanya melibatkan mafia lokal ⃰  ada indikasi, mafia hongkong ”
” hongkong ?”
” ya, laporan dari hongkong sudah masuk,”
” temukan rekanannya di sini ”
” tapi,,,kasusku yang lain ???” Wisnu masih enggan melepasnya
” kasus bank sudah di ambil alih, ”
” yang kemarin ?” ( narkoba)
” pasti ada kaitannya ” terang atasan. ( maksudnya lamban laun akan terungkap dengan sendirinya seiring terungkapnya kasus perdagangan wanita itu, karena melibatkan mafia besar)
” baiklah ” Wisnu keluar
” berhati-hatilah ” kata atasannya mengingatkan. Wisnu hanya tersenyum.
           
Sadewo kembali menghubungi Vicky, ia setuju dengan persyaratan yang Vicky tawarkan. Deal, keduanya menandatangani surat perjanjian, saling berjabat tangan. Sadewo berlanjut ke kantor ELF, tanpa ia sadari Vicky meletakkan penyadap di tasnya. Vicky tersenyum licik. Great,,,

” Saya sudah menghubungi @AM , rekanan kita di korea, sudah di pastikan, 2 hari barang akan sampai ”
” kerja bagus, ” komentar Riko
Vicky mendengar semua percakapan mereka. Ia menghubungi Kai.
” ya, ada apa nona ?”
” mau ikut ke korea ”
” tidak ” jawabnya pasti. Kai di tanya oleh Candra ” siapa ?”
” nona ” jawabnya
” ada masalah?”
” tidak, nona mau berlibur ”
” oh,,,bagaimana dengan tugasmu dariku?”
” beres, barang ( wanita) dari Tae Tsung akan datang seminggu lagi ”
” bagus, ” kata Candra” kenapa kau tak bersenang-senang? ” lanjutnya setelah melihat yang lain bermain dengan wanita. Kai hanya tersenyum sinis.
” apa kamu tak suka ?” lanjut Candra
” tidak ” jawabnya singkat. Candra tersenyum sinis juga, ia tahu kalau tangan kanannya itu suka dengan putri angkatnya (Vicky) ” kau pastinya menanggung beban yang sangat ” ujar Candra
” sudah resiko ” tanggapnya
” bukan,,,bukan itu maksudku,,,Vicky”
” nona ???” tanya Kai tak mengerti
” jangan berpura-pura, kau sudah ketahuan olehku, kau suka Vicky bukan, ?”. Kai hanya diam.
” aku tidak pernah melarang anak itu berhubungan dengan siapapun, bahkan kau sekalipun ” Candra menepuk pundak Kai lantas pergi. Kai tertegun sejenak.
           
Vicky sampai di korea menemui ”temannya”. Ia berbicara dalam bahasa inggris, namun bahasa indonesianya seperti ini
” lama tak jumpa Chan,,,”
” ya, apa kabar?”
” baik, maaf mengganggu ”
” tidak masalah, apa yang bisa kulakukan untukmu ”. Mereka berdua berbincang asyik, dan berakhir dengan bersulang bersama, ” bersulang ” mereka berdua tersenyum.
           
Riko menyiapkan launching untuk produk-produk barunya di pusat department store miliknya. Ia sibuk mengkoordinir bawahannya dengan tegas dan cermat sekecil apapun detailnya. Selesai, ia merasa puas, membanyangkan acara besok akan sukses besar. Tangan kanannya melapor, mengubah suasana hatinya dengan drastis.
” ada berita, SONE gagal mendatangkan barangnya ”
” apa ??!!!” teriak Riko ” ini gila, persiapan sudah sejauh ini ”
” tapi memang adanya begitu pak, barang mereka terhenti di pelabuhan korea karena masalah perizinan ” ( itu yang mereka dengar, padahal yang sebenarnya tidak begitu)
” masalah yang basi !!!”.

Tidak menunggu waktu lama, Riko langsung pergi ke SONE, sampai di kantor ia menggebrak meja Sadewo
” apa-apaan ini !!!” 
” maaf, ini bukan kesalahan dari kami,,, ”
” masih mencari pembenaran ha ?”
” beri kami waktu sedikit lagi, pasti kami selesaikan ”
” tidak mungkin !!! kau tahu berapa kerugian yang akan di tanggung ELF karena masalah ini ?”
” ya,,, kami tahu benar hal itu, berilah waktu sedikit lagi ”
Riko menoleh, menatap tajam ke arah Sadewo ” tidak akan pernah ” katanya tegas. Merobek surat perjanjian mereka ” selesai ”.
Riko keluar, sementara asistennya hanya bisa berkata maaf ke Sadewo. Sekertaris Sadewo hanya melongo kagum ” berkarakter” gumamnya. Hahahaha
           
Sadewo geram, ia menelpon bawahannya yang bertugas di lapangan.
” kenapa bisa terjadi ?”
” kami juga tidak tahu pak, barang kita di tahan mafia, kita tidak bisa mengatasinya, bahkan polisi disana tidak percaya dengan laporan kita ”
” apa ??!!!” Sadewo shock tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan. Ia frustasi sampai lupa dengan Vicky.
           
Malamnya Riko melampiaskan kemarahannya dengan mendatangi NIGHT club, saat hendak meminum minumannya, ada tangan yang mencegahnya, yupz, itu tangan Wisnu.
” tidak biasanya kau minum ” sapanya
Riko menoleh, tersenyum setelah tahu siapa orangnya. Ia meletakkan kembali gelasnya,
” ada tugas ?”
” tidak, iseng ”
” sama, aku juga iseng ”
” tidak pernah kulihat ataupun ku dengar sebelumnya seorang Riko Indraguna mendatangi club, ada masalah yang pelik?”
” heh,,,rumit ”
” masalah yang seperti apa? Bukankah hampir 99 persen kau dapat menyelesaikan masalahmu dengan benar ?”
” setidaknya masih ada satu persen kan? Tidak ada manusia yang bersih dari masalah?”
” ya, kau memang benar ” katanya seraya menyeringai dan meminum minumannya ” kau tidak jadi minum?” tanyanya
” pernah kau lihat aku minum?” Riko balik bertanya. Wisnu tersenyum geli ” lantas kenapa tadi kau ingin minum ?”
” khilaf,, ”
Wisnu tertawa lebar ” selera humormu masih sama. Riko tersenyum dan malah jadi meminumnya.

Ya, mereka berdua ternyata berteman dari bangku kuliah namun beda fakultas. Dari dulu Riko di kenal bersih dari minuman keras memang.
” ayo keluar sebelum sebelum semuanya jadi kacau ” ajak Wisnu ( Riko mabuk maksudnya). Mereka berdua malah beralih ke Restaurant. Beberapa pengunjung menoleh melihat kehadiran mereka, secara dua orang laki-laki makan bersama di Restaurant yang terkenal/ favorit untuk bersama pasangan.
” kau tidak risih?” tanya Wisnu menyadarinya
” tidak, abaikan saja, ”
” bagaimana kabar kakakmu ?”
” belum ada perkembangan ”
” kenapa kau tak melapor pada polisi ?”
” seperti kau maksudnya?”
Wisnu tersenyum, ” bukannya aku tak percaya pada orang seperti kau ( polisi ), hanya saja mami yang melarangnya ?” lanjut Riko
” dengan alasan?”
” kurang tahu, setiap kali ku tanya ia hanya diam ”
” mau ku bantu ?” Wisnu menawarkan diri
” bukankah kasusmu sendiri sudah banyak? Aku juga sudah ada orang ” kata Riko sembari menyantap makanannya.

” hai, Julie,,, ” terdengar suara laki-laki memanggil nama itu. Riko spontan menoleh demi melihat orang yang bernama Julie. Terlihat di sudut ruangan itu ada seorang wanita yang cantik berhadapan dengan seorang lelaki(kekasihnya). Ia mendekatinya ” apakah kau kak Julie ”. Wanita itu bingung ” namamu Julie?” tanya Riko penuh selidik seraya memperhatikan mukanya.
” ya, namaku Julie, ada masalah?”. Kekasih Julie sewot ” kau kenal ?”
” tidak !”
” kau dengar?? ia tidak kenal denganmu, jangan rusak suasana ”
” maaf aku tidak ada urusan denganmu?” balas Riko kesal

Wisnu datang menyeret Riko keluar sebelum terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
” apa kau mabuk ha??!!!”
” kenapa ?!!!” Riko kesal juga
” kau tidak tahu kita ada di mana? Kita bukan sedang di club, bagaimana kalu sampai ada rekanmu yang melihat? Seorang Riko Indraguna, pemilik ELF department store terlibat perkelahian hanya karena seorang wanita !!!” Wisnu mengingatkan
” kau tahu, bertahun- tahun aku mencari kakakku”
” aku tahu, setidaknya ingatlah dirimu, kau sampai sejauh ini( serius bekerja sampai puncak) bukankah hanya untuk kakakmu?”
” tapi kenapa? Kenapa ia tak melihatku ???” mata Riko mulai memerah, menendang kaleng yang ada di depannya, melampiaskan kekesalannya, kesal pada dirinya sendiri. Ia tahu kakaknya mungkin tak akan pernah kembali, sesukses apapun dirinya, Julie tak akan pernah mau melihat.

Ia teringat perlakuan Salma pada Julie dahulu tetapi ia malah ingin tahu kenapa Salma begitu ingin bertemu dengan Julie setelah apa yang telah ia lakukan, apa ia (Salma) menyesal?? Rasanya tak mungkin jika hanya karena itu.
           
Orang yang sedang dipikirkan Riko (Julie/ Vicky) sedang ada di bandara internasional Korea di antar  Chanho Taec. ” thank you ”
” your welcome, see you next time ”
“ oke,, bye “
Vicky bergegas masuk pesawat dan kembali ke Indonesia.
           
Vicky mendatangi SONE, Sadewo di buatnya gugup.
” apa yang membuatmu datang ke mari ”
” kau sudah lupa dengan perjanjian kita,,,”
” masalah itu, kami sukses kerjasama dengan ELF ”
” heh, kau pikir aku tidak tahu beritanya, ??”
” a...apa ???”
” bukankah SONE telah gagal? Dan itu artinya,,,SONE jatuh ke tanganku ”
” ti,,, tidak mungkin”
” apanya yang tidak,, kita sudah sepakat sebelumnya,”
” ku mohon jangan lakukan itu, pasti kami bisa mengembalikan uangmu ”
” tidak, bukankah ini yang namanya gambling ??? ”
” tapi,,,”
” kau sudah tahu resikonya dari awal bukan? Silahkan anda berkemas diri,,,”
” kau,,, ” seru Sadewo pada Vicky
” silahkan,,, kau tahu pintu keluarnya dengan jelas ”

Sadewo kesal bukan main di buatnya, namun tetap keluar juga. Vicky menduduki kursi presdir, tersenyum puas ” bahkan ku dapatkan dengan sukarela ”, ia ingat kejadian saat menahan barang-barang SONE di korea.

 Vicky menemukan berkas yang sudah tersobek di tempat sampah, ia membukanya ” ini ??? ” ya, itu berkas perjanjiaan antara ELF dan SONE, Ia mulai berfikir untuk menghubungi ELF kembali. Ia datang ke kantor ELF.

Reception di sana menghubungi Riko.
” ya, ada apa?”
” perwakilan SONE datang inin bertemu bapak?”
” suruh saja pergi ”
” maaf buk, Pak presdir tidak berkenan ” katanya pada Vicky
” oh,,,apakah harus buat janji terlebih dahulu? Apakah beliau sedang ada rapat ?”
” bukan,, bukan begitu, hanya saja,,, ”
” baiklah, saya mengerti ” sela Vicky kemudian pergi. Riko ternyata keluar dari lift, ponselnya berdering, nomor baru yang tertera, ia langsung mengangkatnya.
” ya ”
” apakah betul saya berbicara dengan Presdir ELF?”

Riko menghentikan langkahnya, suara orang itu terasa tidak asing baginya ” ya,,” jawabnya kemudian.
” saya dari SONE ingin bertemu dengan anda ?”
Mendengar itu Riko langsung berubah ” silahkan anda berbicara menghubungi sekertaris saya , apa Sadewo yang mengirimmu”
” oh, pak Presdir sudah tidak lagi di SONE, saya yang menggantikan ”
” ohhh... kalau begitu, tentunya anda sudah tahu permasalahannya bukan?” langsung saja Riko menutup teleponnya melanjutkan langkahnya. Terlihat Vicky sedikit geram, ia kembali masuk ke ELF dengan terburu-buru, ponselnya terjatuh tanpa ia sadari. Riko tahu hal itu dan mengambil ponsel itu. Berjalan dengan santai ke arah Vicky, sementara Vicky sedang berbicara dengan reception yang tadi.
” tolong hubungi pak Presdir sekali lagi, ” pura-pura memohon
” maaf buk, Presdir kami tidak berkenan ”
” tolonglah, saya ingin menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting”
” tapi,,, maaf,,, ” reception itu berhenti berbicara melihat Riko sudah ada di belakang Vicky.

Vicky menoleh, keduanya sama-sama terkejut begitu berhadapan. Riko tertegun cukup lama.
” kau,,,” kata Vicky dalam hati, sepertinya wajah Riko tidak asing baginya.

” apakah ini ponsel anda?” tanya Riko tersadar dari lamunannya. Vicky mencari ponselnya, ia tersenyum mengiyakan.
” lain kali hati-hati ” Riko tersenyum kemudian pergi. Vicky kembali berbalik pada reception ” tolonglah, sampaikan pada Presdir ”
” anda baru saja berbicara dengan pak Presdir ” reception itu tersenyum.
” apa?” Vicky bergegas mengejar Riko ” pak, tunggu dulu ”
Riko menghentikan langkahnya, Vicky sudah ada di hadapannya kembali ” ya, ” jawab Riko ringan
” saya ingin berbicara dengan anda ”. Riko heran. ” saya dari SONE ”
” oh, rupanya anda ? maaf, saya tidak punya waktu banyak”
” tolonglah pak ”
” baiklah, silahkan bicara sekarang ”
”  saya ingin melanjutkan kerja sama kita ”
Riko tersenyum sinis ” apa pernah kau dengar ELF memberi kesempatan kedua ?”. Vicky diam saja, pura-pura lemah
” maaf, kami tidak bisa, kami tidak mau rugi lebih besar lagi ”
” saya menegerti, kali ini saya berani menjamin ”
” oh ya ??? apa jaminannya ?”
” SONE, jika dalam waktu 3 hari tidak datang, silahkan ambil SONE dari tanganku ” kata Vicky mantap penuh percaya diri.

Riko kaget juga mendengarnya, ia suka melihat kepercayaan diri Vicky yang begitu tinggi.
” jangan terlalu percaya diri ” ujar Riko
” apa anda ragu ”
Riko mengernyitkan dahinya, ” mari kita bicarakan di kantor saya.
” lantai 5, silahkan” Riko mempersilahkan Vicky berjalan duluan,. Sekilas Ia melihat cincin di jari telunjuk yang di pakai Vicky, ia teringat dengan Julie. Vicky sudah duduk, ia bingung melihat Riko yang masih berdiri, memperhatikannya.
” pak,,,pak Riko” panggilnya. Riko masih diam, tangan kanannya datang ” pak,,, ”
” ya ,,” terlepas dari lamuanannya.
” so, anda yakin dengan perkataan anda tadi ?”
” ya, saya yakin, beri waktu kami 3 hari, jika tidak sukses, silahkan ambil alih SONE, ”
” mungkin anda pikir saya orang yang serakah jika menyetujuinya, tapi,,,?”
” tapi,,,” tanya Vicky
” ini menarik ” senyum Riko mengembang, Vicky juga tersenyum, ia berhasil.
” persiapkan dokumen yang baru ” perintah Riko pada tangan kanannya, tak berapa lama, dokumen sudah selesai, keduanya menandatangani kesepakatannya, saling berjabat tangan. Vicky keluar ” ELF yang akan jatuh ke tanganku ” katanya penuh ambisi.
           
Pengiriman barang-barang dari Korea berjalan dengan lancar, Vicky berada di pelabuhan, mengkoordinir semuanya hingga sampai ke ELF. Setelah beberapa truk-nya pergi, ia berniat kembali, namun langkahnya terhenti ketika melihat Kai berada di pelabuhan yang sama. Ia mengamati gerak-geriknya, tapi tidak ada hal yang mencurigakan sebelum seseorang tiba-tiba menyerang Kai, Vicky masih diam karena Kai masih bisa mengatasinya. Seseorang menepuk bahunya, dan...ternyata Wisnu. (Wisnu berada di situ terkait dengan tugas yang di berikan atasannya. Ia mencium pergerakan dari orang-orang Kai). Vicky menoleh, keduanya sama-sama ingat ” Kau ” tanya Wisnu. Vicky masih diam.

” kau yang berada di club malam itu kan?”
” iya ” jawabnya singkat ” terima kasih ” lanjutnya
” ha ?” Wisnu malah bingung, Vicky menoleh lagi demi melihat Kai, nihil, orang yang ingin di lihatnya sudah lenyap. Ia bergegas mencari, setelah cukup lama ia berputar-putar pelabuhan, di dapatinya Kai sudah terpojok oleh beberapa lelaki, ia kewalahan menghadapi mereka sendirian. Vicky menghambur membatu, begitu pula Wisnu yang ternyata sedari tadi mengikutinya. Setelah cukup lama, pertikaian mereka berakhir, Wisnu menangkap seorang di antara mereka, Vicky mendekati,” siapa kalian ?” tanyanya keras. Orang itu tidak menjawab.

” Siapa kalian ?!!!” tanya Vicky lebih keras, Orang itu masih diam. Vicky sudah muak, habis kesabaran, mengambil pistol dari sakunya, menodongkan ke kepala orang itu. Kedua pria di dekatnya sama-sama terkejut dengan tindakan Vicky.
” stop !!!” teriak Kai maupun Wisnu.
Vicky menghiraukannya ” siapa ???” tanyanya dengan nada mengancam. Wisnu refleks ingin mengambil pistol yang di pegang Vicky, Vicky menghindar namun pistolnya jatuh. Wisnu menendang pistolnya namun sayang malah mengarah ke Kai.

Vicky bertambah geram, ia menendang Wisnu sampai jatuh tersungkur. Kai mengarahkan pistolnya ke Wisnu dengan perlahan berjalan mendekatinya, sementara Vicky mencengkeram orang yang tadi di pegang Wisnu.
” nona , lebih baik kita bawa mereka ”
Vicky menoleh, melihat Kai ” ya,, ” mereka berpikiran sama kalau Wisnu dan orang itu satu kelompok. ( padahal bukan sama sekali,, jauhhhhhh ).
           
Vicky dan yang lain ( Kai, Wisnu, orang yang tadi ) sampai di markas, Kai melihat Vicky mengisyaratkan sesuatu pada Candra. Candra tersenyum tahu maksudnya.
” siapa orang-orang itu ” tanya Candra melihat keduanya ( Wisnu dan orang yang tadi ) sudah terikat di kursi.
” mereka yang menyerang kita di pelabuhan” jelas Kai.
Candra mendekati, berdiri di belakang keduanya, ia melihat tengkuk keduanya, ia tersenyum melihat tengkuk orang yang tak dikenal tadi terdapat tato yang menunjukkan identitasnya. Ia beralih ke Wisnu, ia malah mengernyitkan dahinya, ia yakin, Wisnu bukan orangnya Tae Tsung ( tato yang di lihat Candra tadi, tato yang di miliki oleh semua anak buah Tae Tsung). Candra kembali ke posisi semula. Tersenyum melihat Wisnu lagi.

” siapa namamu ?” tanya Candra
” Wisnu,,,” jawabnya tenang. Ia tahu kalau ia berada di tempat yang salah, ” sudah sejauh ini ” pikirnya.
” Wisnu,,?” ulang Candra ” apa kau kenal dengan orang di sampingmu ”
” tidak ”
” benarkah ???” tanya Candra mempermainkan
” kenapa kau halangi aku untuk menghabisinya ?” tanya Vicky tiba-tiba
Candra menoleh ke arah putriya itu, Kai juga memperhatikan sikap Vicky. Sementara itu, Wisnu masih diam, menatap Vicky, tidak percaya dengan kenyataan bahwa orang yang di tolongnya waktu itu seorang mafia, terlebih lagi ia juga sudah manjatuhkan hatinya padanya.

” kenapa ?” ulang Vicky
” karena dia manusia, ”
” lantas ??? ”
” apa anda tak berperi-kemanusiaan ?”
” apa ?”  Vicky kaget juga mendengarnya, mulai tergerak hatinya
” apakah kau tega membunuh orang layaknya kau membunuh seekor semut ?”
Vicky mendekat dan PLAKKK, tamparan keras di terima Wisnu.
” beraninya kau ??!!” suara Vicky terdengar berat.
” kenapa kaian ribut ?” potong Candra ” bukankah aku yang memulai?”
” tapi pa ?! ”
Wisnu mendongak demi mendengar ” tapi pa ?!”
” Kai, lepaskan dia ?” perintah Candra, Kai melepas ikatan Wisnu.
” Wisnu ” panggil Candra ” apa kau tahu,? Kau orang yang menarik ” lanjutnya. Wisnu diam menatap Candra. Tiba-tiba Candra melempar pistol dan dengan sigap Wisnu menangkapnya.
” apa kau tahu sekarang kau ada di mana ? aku akan melepasmu dengan satu syarat ”
” syarat ??? ”
” bunuh orang yang ada di sampingmu ?”

Bagai tersambar geledek Wisnu mendengarnya. Ia shock, tertegun. Kai tersenyum, dan entah apa yang di rasakan Vicky, Ia memandang ke arah Wisnu dengan tatapan khawatir nan dingin.
” walau aku tak tahu apa dosa orang ini, tapi,,, haruskah aku ??? aku ???” pikir Wisnu
” bagaimana ?” tantang Candra ” kau tahu berapa orang yang ada di sini berada di pihakku? Jika kau lenyapkan dia,,, ” belum selesai Candra berbicara, Wisnu sudah menongkan pistol ke arahnya.

Candra hanya tersenyum, ia melihat gaya (cara memegang senjata) Wisnu,” bukan orang biasa ” pikirnya. Dan seketika itu pula semua yang ada di situ mengangkat pistolnya masing-masing ke arah Wisnu.
” silahkan kau lenyapkan aku, dengan seketika kau keluar tinggal nama ”

Wisnu tersadar, apa yang di katakan Candra memang benar. Anak buah Candra banyak, mustahil baginya untuk dapat lolos.
” apa ada syarat yang lain?” tawar Wisnu masih menodongkan senjata. Candra mengisyaratkan semua anak buahnya untuk menurunkan senjata, semuanya menurut.
” tidak ” jawab Candra.

Pikiran Wisnu kalut begitu mendengarnya, ia tidak mau membunuh tanpa alasan, apalagi orang yang akan ia bunuh adalah orang yang tadi ia bela. Ia menatap orang yang terikat di sampingnya ketakutan, dari sorot matanya ia tahu kalau orang itu memohon padanya untuk tidak melakukannya. Mata Wisnu memerah tidak tega, ia mulai menodongkan senjatanya, ia tak sanggup dan menurunkan pistolnya. Kai langsung saja menodongkan senjatanya tepat ke kepala Wisnu.
” sekarang pilihan ada di tanganmu, kau atau dia ?”

Terlihat tangan Wisnu gemetar menodongkan pistolnya kembali, Mulai menarik pelatuk. Orang itu semakin ketakutan. Wisnu menutup matanya tidak tega, dan DORRR dengan seketika orang itu terkapar tak bernyawa.
” hadiah untukmu sayang ” kata-kata Candra terdengar oleh Wisnu.
” kau tak perlu mengotori tanganmu hanya untuk membunuh orang itu ” lanjutnya. Wisnu membuka mata, menoleh ke arah Vicky. Vicky mundur selangkah melihat tatapan Wisnu yang begitu tajam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar