~ Bad Beautiful @ 3
Wisnu dapat panggilan dari atasannya.
” kerja kamu
bagus, sejauh ini Cuma satu kasus yang tak mampu kau selesaikan ”. Wisnu
tersenyum sinis, tahu maksud atasannya, itu kasus pembobolan bank yang terjadi
waktu lalu.
” ya walaupun
kasus narkoba kemarin juga belum tuntas ”
” segera ku
tuntaskan ”
” tidak” sela
atasannya ” ada kasus baru untukmu ”
” ha ” wisnu
seakan tak percaya
” ya, baru-baru
ini ada desas-desus, ada perdagangan wanita di pelabuhan ”
” bukankah itu
sudah lama?”
” ya,,, tapi yang
ini lebih besar ”
” maksudnya ”
” kasus ini
melibatkan mafia luar( luar negeri )”
⃰ kasus yang dulu hanya
melibatkan mafia lokal ⃰ ada indikasi,
mafia hongkong ”
” hongkong ?”
” ya, laporan
dari hongkong sudah masuk,”
” temukan
rekanannya di sini ”
” tapi,,,kasusku
yang lain ???” Wisnu masih
enggan melepasnya
” kasus bank
sudah di ambil alih, ”
” yang kemarin ?”
( narkoba)
” pasti ada
kaitannya ” terang atasan. ( maksudnya lamban laun akan terungkap dengan
sendirinya seiring terungkapnya kasus perdagangan wanita itu, karena melibatkan
mafia besar)
” baiklah ” Wisnu
keluar
” berhati-hatilah
” kata atasannya mengingatkan. Wisnu hanya tersenyum.
Sadewo kembali menghubungi Vicky, ia setuju dengan persyaratan yang Vicky
tawarkan. Deal, keduanya menandatangani surat perjanjian, saling berjabat
tangan. Sadewo berlanjut ke kantor ELF, tanpa ia sadari Vicky meletakkan
penyadap di tasnya. Vicky tersenyum licik. Great,,,
” Saya sudah menghubungi @AM , rekanan kita di korea, sudah di pastikan, 2
hari barang akan sampai ”
” kerja bagus, ”
komentar Riko
Vicky mendengar
semua percakapan mereka. Ia menghubungi Kai.
” ya, ada apa
nona ?”
” mau ikut ke
korea ”
” tidak ”
jawabnya pasti. Kai di tanya oleh Candra ” siapa ?”
” nona ” jawabnya
” ada masalah?”
” tidak, nona mau
berlibur ”
” oh,,,bagaimana
dengan tugasmu dariku?”
” beres, barang (
wanita) dari Tae Tsung akan datang seminggu lagi ”
” bagus, ” kata
Candra” kenapa kau tak bersenang-senang? ” lanjutnya setelah melihat yang lain
bermain dengan wanita. Kai hanya tersenyum sinis.
” apa kamu tak
suka ?” lanjut Candra
” tidak ” jawabnya
singkat. Candra tersenyum sinis juga, ia tahu kalau tangan kanannya itu suka
dengan putri angkatnya (Vicky) ” kau pastinya menanggung beban yang sangat ”
ujar Candra
” sudah resiko ”
tanggapnya
” bukan,,,bukan
itu maksudku,,,Vicky”
” nona ???” tanya
Kai tak mengerti
” jangan
berpura-pura, kau sudah ketahuan olehku, kau suka Vicky bukan, ?”. Kai hanya
diam.
” aku tidak
pernah melarang anak itu berhubungan dengan siapapun, bahkan kau sekalipun ”
Candra menepuk pundak Kai lantas pergi. Kai tertegun sejenak.
Vicky sampai di korea menemui ”temannya”. Ia berbicara dalam bahasa
inggris, namun bahasa indonesianya seperti ini
” lama tak jumpa
Chan,,,”
” ya, apa kabar?”
” baik, maaf
mengganggu ”
” tidak masalah,
apa yang bisa kulakukan untukmu ”. Mereka berdua berbincang asyik, dan berakhir dengan bersulang bersama, ”
bersulang ” mereka berdua tersenyum.
Riko menyiapkan launching untuk produk-produk barunya di pusat department
store miliknya. Ia sibuk mengkoordinir bawahannya dengan tegas dan cermat
sekecil apapun detailnya. Selesai, ia merasa puas, membanyangkan acara besok
akan sukses besar. Tangan kanannya melapor, mengubah suasana hatinya dengan
drastis.
” ada berita,
SONE gagal mendatangkan barangnya ”
” apa ??!!!”
teriak Riko ” ini gila, persiapan sudah sejauh ini ”
” tapi memang adanya
begitu pak, barang mereka terhenti di pelabuhan korea karena masalah perizinan
” ( itu yang mereka dengar, padahal yang sebenarnya tidak begitu)
” masalah yang
basi !!!”.
Tidak menunggu waktu lama, Riko langsung pergi ke SONE, sampai di kantor ia
menggebrak meja Sadewo
” apa-apaan ini
!!!”
” maaf, ini bukan
kesalahan dari kami,,, ”
” masih mencari
pembenaran ha ?”
” beri kami waktu
sedikit lagi, pasti kami selesaikan ”
” tidak mungkin
!!! kau tahu berapa kerugian yang akan di tanggung ELF karena masalah ini ?”
” ya,,, kami tahu
benar hal itu, berilah waktu sedikit lagi ”
Riko menoleh,
menatap tajam ke arah Sadewo ” tidak akan pernah ” katanya tegas. Merobek surat perjanjian mereka ” selesai
”.
Riko keluar,
sementara asistennya hanya bisa berkata maaf ke Sadewo. Sekertaris Sadewo hanya
melongo kagum ” berkarakter” gumamnya. Hahahaha
Sadewo geram, ia menelpon bawahannya yang bertugas di lapangan.
” kenapa bisa
terjadi ?”
” kami juga tidak
tahu pak, barang kita di tahan mafia, kita tidak bisa mengatasinya, bahkan
polisi disana tidak percaya dengan laporan kita ”
” apa ??!!!”
Sadewo shock tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan. Ia frustasi
sampai lupa dengan Vicky.
Malamnya Riko melampiaskan kemarahannya dengan mendatangi NIGHT club, saat
hendak meminum minumannya, ada tangan yang mencegahnya, yupz, itu tangan Wisnu.
” tidak biasanya
kau minum ” sapanya
Riko menoleh,
tersenyum setelah tahu siapa orangnya. Ia meletakkan kembali gelasnya,
” ada tugas ?”
” tidak, iseng ”
” sama, aku juga
iseng ”
” tidak pernah
kulihat ataupun ku dengar sebelumnya seorang Riko Indraguna mendatangi club,
ada masalah yang pelik?”
” heh,,,rumit ”
” masalah yang
seperti apa? Bukankah hampir 99 persen kau dapat menyelesaikan masalahmu dengan
benar ?”
” setidaknya
masih ada satu persen kan? Tidak ada manusia yang bersih dari masalah?”
” ya, kau memang
benar ” katanya seraya menyeringai dan meminum minumannya ” kau tidak jadi
minum?” tanyanya
” pernah kau
lihat aku minum?” Riko balik bertanya. Wisnu tersenyum geli ” lantas kenapa
tadi kau ingin minum ?”
” khilaf,, ”
Wisnu tertawa
lebar ” selera humormu masih sama. Riko tersenyum dan malah jadi meminumnya.
Ya, mereka berdua ternyata berteman dari bangku kuliah namun beda fakultas.
Dari dulu Riko di kenal bersih dari minuman keras memang.
” ayo keluar
sebelum sebelum semuanya jadi kacau ” ajak Wisnu ( Riko mabuk maksudnya).
Mereka berdua malah beralih ke Restaurant. Beberapa pengunjung menoleh melihat
kehadiran mereka, secara dua orang laki-laki makan bersama di Restaurant yang
terkenal/ favorit untuk bersama pasangan.
” kau tidak
risih?” tanya Wisnu menyadarinya
” tidak, abaikan
saja, ”
” bagaimana kabar
kakakmu ?”
” belum ada
perkembangan ”
” kenapa kau tak
melapor pada polisi ?”
” seperti kau
maksudnya?”
Wisnu tersenyum,
” bukannya aku tak percaya pada orang seperti kau ( polisi ), hanya saja mami
yang melarangnya ?” lanjut Riko
” dengan alasan?”
” kurang tahu,
setiap kali ku tanya ia hanya diam ”
” mau ku bantu ?”
Wisnu menawarkan diri
” bukankah
kasusmu sendiri sudah banyak? Aku juga sudah ada orang ” kata Riko sembari
menyantap makanannya.
” hai, Julie,,, ” terdengar suara laki-laki memanggil nama itu. Riko
spontan menoleh demi melihat orang yang bernama Julie. Terlihat di sudut ruangan
itu ada seorang wanita yang cantik berhadapan dengan seorang
lelaki(kekasihnya). Ia mendekatinya ” apakah kau kak Julie ”. Wanita itu
bingung ” namamu Julie?” tanya Riko penuh selidik seraya memperhatikan mukanya.
” ya, namaku
Julie, ada masalah?”. Kekasih Julie sewot ” kau kenal ?”
” tidak !”
” kau dengar?? ia
tidak kenal denganmu, jangan rusak suasana ”
” maaf aku tidak
ada urusan denganmu?” balas Riko kesal
Wisnu datang menyeret Riko keluar sebelum terjadi sesuatu yang tidak di
inginkan.
” apa kau mabuk
ha??!!!”
” kenapa ?!!!”
Riko kesal juga
” kau tidak tahu
kita ada di mana? Kita bukan sedang di club, bagaimana kalu sampai ada rekanmu
yang melihat? Seorang Riko
Indraguna, pemilik ELF department store terlibat perkelahian hanya karena
seorang wanita !!!” Wisnu mengingatkan
” kau tahu,
bertahun- tahun aku mencari kakakku”
” aku tahu,
setidaknya ingatlah dirimu, kau sampai sejauh ini( serius bekerja sampai puncak)
bukankah hanya untuk kakakmu?”
” tapi kenapa?
Kenapa ia tak melihatku ???” mata Riko mulai memerah, menendang kaleng yang ada
di depannya, melampiaskan kekesalannya, kesal pada dirinya sendiri. Ia tahu
kakaknya mungkin tak akan pernah kembali, sesukses apapun dirinya, Julie tak
akan pernah mau melihat.
Ia teringat perlakuan Salma pada Julie dahulu tetapi ia malah ingin tahu
kenapa Salma begitu ingin bertemu dengan Julie setelah apa yang telah ia
lakukan, apa ia (Salma) menyesal?? Rasanya tak mungkin jika hanya karena itu.
Orang yang sedang dipikirkan Riko (Julie/ Vicky) sedang ada di bandara internasional
Korea di antar Chanho Taec. ” thank you
”
” your welcome, see you next time ”
“ oke,, bye “
Vicky bergegas masuk pesawat dan kembali ke Indonesia .
Vicky mendatangi SONE, Sadewo di buatnya gugup.
” apa yang
membuatmu datang ke mari ”
” kau sudah lupa
dengan perjanjian kita,,,”
” masalah itu,
kami sukses kerjasama dengan ELF ”
” heh, kau pikir
aku tidak tahu beritanya, ??”
” a...apa ???”
” bukankah SONE
telah gagal? Dan itu artinya,,,SONE jatuh ke tanganku ”
” ti,,, tidak
mungkin”
” apanya yang
tidak,, kita sudah sepakat sebelumnya,”
” ku mohon jangan
lakukan itu, pasti kami bisa mengembalikan uangmu ”
” tidak, bukankah
ini yang namanya gambling ??? ”
” tapi,,,”
” kau sudah tahu
resikonya dari awal bukan? Silahkan anda berkemas diri,,,”
” kau,,, ” seru
Sadewo pada Vicky
” silahkan,,, kau
tahu pintu keluarnya dengan jelas ”
Sadewo kesal bukan main di buatnya, namun tetap keluar juga. Vicky
menduduki kursi presdir, tersenyum puas ” bahkan ku dapatkan dengan sukarela ”,
ia ingat kejadian saat menahan barang-barang SONE di korea.
Vicky menemukan berkas yang sudah
tersobek di tempat sampah, ia membukanya ” ini ??? ” ya, itu berkas perjanjiaan
antara ELF dan SONE, Ia mulai berfikir untuk menghubungi ELF kembali. Ia datang
ke kantor ELF.
Reception di sana menghubungi Riko.
” ya, ada apa?”
” perwakilan SONE
datang inin bertemu bapak?”
” suruh saja
pergi ”
” maaf buk, Pak
presdir tidak berkenan ” katanya pada Vicky
” oh,,,apakah
harus buat janji terlebih dahulu? Apakah beliau sedang ada rapat ?”
” bukan,, bukan
begitu, hanya saja,,, ”
” baiklah, saya
mengerti ” sela Vicky kemudian pergi. Riko ternyata keluar dari lift, ponselnya
berdering, nomor baru yang tertera, ia langsung mengangkatnya.
” ya ”
” apakah betul
saya berbicara dengan Presdir ELF?”
Riko menghentikan langkahnya, suara orang itu terasa tidak asing baginya ”
ya,,” jawabnya kemudian.
” saya dari SONE
ingin bertemu dengan anda ?”
Mendengar itu
Riko langsung berubah ” silahkan anda berbicara menghubungi sekertaris saya ,
apa Sadewo yang mengirimmu”
” oh, pak Presdir
sudah tidak lagi di SONE, saya yang menggantikan ”
” ohhh... kalau
begitu, tentunya anda sudah tahu permasalahannya bukan?” langsung saja Riko
menutup teleponnya melanjutkan langkahnya. Terlihat Vicky sedikit geram, ia
kembali masuk ke ELF dengan terburu-buru, ponselnya terjatuh tanpa ia sadari.
Riko tahu hal itu dan mengambil ponsel itu. Berjalan dengan santai ke arah
Vicky, sementara Vicky sedang berbicara dengan reception yang tadi.
” tolong hubungi
pak Presdir sekali lagi, ” pura-pura memohon
” maaf buk,
Presdir kami tidak berkenan ”
” tolonglah, saya
ingin menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting”
” tapi,,, maaf,,,
” reception itu berhenti berbicara melihat Riko sudah ada di belakang Vicky.
Vicky menoleh, keduanya sama-sama terkejut begitu berhadapan. Riko tertegun
cukup lama.
” kau,,,” kata
Vicky dalam hati, sepertinya wajah Riko tidak asing baginya.
” apakah ini ponsel anda?” tanya Riko tersadar dari lamunannya. Vicky
mencari ponselnya, ia tersenyum mengiyakan.
” lain kali
hati-hati ” Riko tersenyum kemudian pergi. Vicky kembali berbalik pada
reception ” tolonglah, sampaikan pada Presdir ”
” anda baru saja
berbicara dengan pak Presdir ” reception itu tersenyum.
” apa?” Vicky
bergegas mengejar Riko ” pak, tunggu dulu ”
Riko menghentikan
langkahnya, Vicky sudah ada di hadapannya kembali ” ya, ” jawab Riko ringan
” saya ingin
berbicara dengan anda ”. Riko
heran. ” saya dari SONE ”
” oh, rupanya
anda ? maaf, saya tidak punya waktu banyak”
” tolonglah pak ”
” baiklah, silahkan
bicara sekarang ”
” saya ingin melanjutkan kerja sama kita ”
Riko tersenyum
sinis ” apa pernah kau dengar ELF memberi kesempatan kedua ?”. Vicky diam saja,
pura-pura lemah
” maaf, kami
tidak bisa, kami tidak mau rugi lebih besar lagi ”
” saya menegerti,
kali ini saya berani menjamin ”
” oh ya ??? apa
jaminannya ?”
” SONE, jika
dalam waktu 3 hari tidak datang, silahkan ambil SONE dari tanganku ” kata Vicky
mantap penuh percaya diri.
Riko kaget juga mendengarnya, ia suka melihat kepercayaan diri Vicky yang
begitu tinggi.
” jangan terlalu
percaya diri ” ujar Riko
” apa anda ragu ”
Riko
mengernyitkan dahinya, ” mari kita bicarakan di kantor saya.
” lantai 5,
silahkan” Riko mempersilahkan Vicky berjalan duluan,. Sekilas Ia melihat cincin
di jari telunjuk yang di pakai Vicky, ia teringat dengan Julie. Vicky sudah
duduk, ia bingung melihat Riko yang masih berdiri, memperhatikannya.
” pak,,,pak Riko”
panggilnya. Riko masih diam, tangan kanannya datang ” pak,,, ”
” ya ,,” terlepas
dari lamuanannya.
” so, anda yakin
dengan perkataan anda tadi ?”
” ya, saya yakin,
beri waktu kami 3 hari, jika tidak sukses, silahkan ambil alih SONE, ”
” mungkin anda
pikir saya orang yang serakah jika menyetujuinya, tapi,,,?”
” tapi,,,” tanya
Vicky
” ini menarik ”
senyum Riko mengembang, Vicky juga tersenyum, ia berhasil.
” persiapkan
dokumen yang baru ” perintah Riko pada tangan kanannya, tak berapa lama,
dokumen sudah selesai, keduanya menandatangani kesepakatannya, saling berjabat
tangan. Vicky keluar ” ELF yang akan jatuh ke tanganku ” katanya penuh ambisi.
Pengiriman barang-barang dari Korea berjalan dengan lancar, Vicky berada di
pelabuhan, mengkoordinir semuanya hingga sampai ke ELF. Setelah beberapa
truk-nya pergi, ia berniat kembali, namun langkahnya terhenti ketika melihat
Kai berada di pelabuhan yang sama. Ia mengamati gerak-geriknya, tapi tidak ada
hal yang mencurigakan sebelum seseorang tiba-tiba menyerang Kai, Vicky masih
diam karena Kai masih bisa mengatasinya. Seseorang menepuk bahunya,
dan...ternyata Wisnu. (Wisnu berada di situ terkait dengan tugas yang di
berikan atasannya. Ia mencium pergerakan dari orang-orang Kai). Vicky menoleh,
keduanya sama-sama ingat ” Kau ” tanya Wisnu. Vicky masih diam.
” kau yang berada di club malam itu kan?”
” iya ” jawabnya
singkat ” terima kasih ” lanjutnya
” ha ?” Wisnu
malah bingung, Vicky menoleh lagi demi melihat Kai, nihil, orang yang ingin di
lihatnya sudah lenyap. Ia bergegas mencari, setelah cukup lama ia
berputar-putar pelabuhan, di dapatinya Kai sudah terpojok oleh beberapa lelaki,
ia kewalahan menghadapi mereka sendirian. Vicky menghambur membatu, begitu pula
Wisnu yang ternyata sedari tadi mengikutinya. Setelah cukup lama, pertikaian
mereka berakhir, Wisnu menangkap seorang di antara mereka, Vicky mendekati,”
siapa kalian ?” tanyanya keras. Orang itu tidak menjawab.
” Siapa kalian ?!!!” tanya Vicky lebih keras, Orang itu masih diam. Vicky
sudah muak, habis kesabaran, mengambil pistol dari sakunya, menodongkan ke
kepala orang itu. Kedua pria di dekatnya sama-sama terkejut dengan tindakan
Vicky.
” stop !!!”
teriak Kai maupun Wisnu.
Vicky
menghiraukannya ” siapa ???” tanyanya dengan nada mengancam. Wisnu refleks
ingin mengambil pistol yang di pegang Vicky, Vicky menghindar namun pistolnya
jatuh. Wisnu menendang pistolnya namun sayang malah mengarah ke Kai.
Vicky bertambah geram, ia menendang Wisnu sampai jatuh tersungkur. Kai
mengarahkan pistolnya ke Wisnu dengan perlahan berjalan mendekatinya, sementara
Vicky mencengkeram orang yang tadi di pegang Wisnu.
” nona , lebih
baik kita bawa mereka ”
Vicky menoleh,
melihat Kai ” ya,, ” mereka berpikiran sama kalau Wisnu dan orang itu satu
kelompok. ( padahal bukan sama sekali,, jauhhhhhh ).
Vicky dan yang lain ( Kai, Wisnu, orang yang tadi ) sampai di markas, Kai
melihat Vicky mengisyaratkan sesuatu pada Candra. Candra tersenyum tahu maksudnya.
” siapa
orang-orang itu ” tanya Candra melihat keduanya ( Wisnu dan orang yang tadi )
sudah terikat di kursi.
” mereka yang
menyerang kita di pelabuhan” jelas Kai.
Candra mendekati,
berdiri di belakang keduanya, ia melihat tengkuk keduanya, ia tersenyum melihat
tengkuk orang yang tak dikenal tadi terdapat tato yang menunjukkan identitasnya.
Ia beralih ke Wisnu, ia malah mengernyitkan dahinya, ia yakin, Wisnu bukan
orangnya Tae Tsung ( tato yang di lihat Candra tadi, tato yang di miliki oleh
semua anak buah Tae Tsung). Candra kembali ke posisi semula. Tersenyum melihat
Wisnu lagi.
” siapa namamu ?” tanya Candra
” Wisnu,,,”
jawabnya tenang. Ia tahu kalau ia berada di tempat yang salah, ” sudah sejauh
ini ” pikirnya.
” Wisnu,,?” ulang
Candra ” apa kau kenal dengan orang di sampingmu ”
” tidak ”
” benarkah ???”
tanya Candra mempermainkan
” kenapa kau
halangi aku untuk menghabisinya ?” tanya Vicky tiba-tiba
Candra menoleh ke
arah putriya itu, Kai juga memperhatikan sikap Vicky. Sementara itu, Wisnu masih
diam, menatap Vicky, tidak percaya dengan kenyataan bahwa orang yang di
tolongnya waktu itu seorang mafia, terlebih lagi ia juga sudah manjatuhkan
hatinya padanya.
” kenapa ?” ulang Vicky
” karena dia
manusia, ”
” lantas ??? ”
” apa anda tak
berperi-kemanusiaan ?”
” apa ?” Vicky kaget juga mendengarnya, mulai tergerak hatinya
” apakah kau tega
membunuh orang layaknya kau membunuh seekor semut ?”
Vicky mendekat
dan PLAKKK, tamparan keras di terima Wisnu.
” beraninya kau
??!!” suara Vicky terdengar berat.
” kenapa kaian
ribut ?” potong Candra ” bukankah aku yang memulai?”
” tapi pa ?! ”
Wisnu mendongak
demi mendengar ” tapi pa ?!”
” Kai, lepaskan
dia ?” perintah Candra, Kai melepas ikatan Wisnu.
” Wisnu ” panggil
Candra ” apa kau tahu,? Kau
orang yang menarik ” lanjutnya. Wisnu diam menatap Candra. Tiba-tiba Candra
melempar pistol dan dengan sigap Wisnu menangkapnya.
” apa kau tahu
sekarang kau ada di mana ? aku akan melepasmu dengan satu syarat ”
” syarat ??? ”
” bunuh orang
yang ada di sampingmu ?”
Bagai tersambar geledek Wisnu mendengarnya. Ia shock, tertegun. Kai
tersenyum, dan entah apa yang di rasakan Vicky, Ia memandang ke arah Wisnu
dengan tatapan khawatir nan dingin.
” walau aku tak
tahu apa dosa orang ini, tapi,,, haruskah aku ??? aku ???” pikir Wisnu
” bagaimana ?”
tantang Candra ” kau tahu berapa orang yang ada di sini berada di pihakku? Jika
kau lenyapkan dia,,, ” belum selesai Candra berbicara, Wisnu sudah menongkan
pistol ke arahnya.
Candra hanya tersenyum, ia melihat gaya (cara memegang senjata) Wisnu,”
bukan orang biasa ” pikirnya. Dan seketika itu pula semua yang ada di situ
mengangkat pistolnya masing-masing ke arah Wisnu.
” silahkan kau
lenyapkan aku, dengan seketika kau keluar tinggal nama ”
Wisnu tersadar, apa yang di katakan Candra memang benar. Anak buah Candra
banyak, mustahil baginya untuk dapat lolos.
” apa ada syarat
yang lain?” tawar Wisnu masih menodongkan senjata. Candra mengisyaratkan semua
anak buahnya untuk menurunkan senjata, semuanya menurut.
” tidak ” jawab
Candra.
Pikiran Wisnu kalut begitu mendengarnya, ia tidak mau membunuh tanpa
alasan, apalagi orang yang akan ia bunuh adalah orang yang tadi ia bela. Ia
menatap orang yang terikat di sampingnya ketakutan, dari sorot matanya ia tahu
kalau orang itu memohon padanya untuk tidak melakukannya. Mata Wisnu memerah
tidak tega, ia mulai menodongkan senjatanya, ia tak sanggup dan menurunkan
pistolnya. Kai langsung saja menodongkan senjatanya tepat ke kepala Wisnu.
” sekarang
pilihan ada di tanganmu, kau atau dia ?”
Terlihat tangan Wisnu gemetar menodongkan pistolnya kembali, Mulai menarik
pelatuk. Orang itu semakin ketakutan. Wisnu menutup matanya tidak tega, dan
DORRR dengan seketika orang itu terkapar tak bernyawa.
” hadiah untukmu
sayang ” kata-kata Candra terdengar oleh Wisnu.
” kau tak perlu
mengotori tanganmu hanya untuk membunuh orang itu ” lanjutnya. Wisnu membuka
mata, menoleh ke arah Vicky. Vicky mundur selangkah melihat tatapan Wisnu yang
begitu tajam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar