Di markas, Candra marah-marah ”
kenapa ini bisa terjadi ??? apa kalian begitu bodoh hingga polisi berhasil
mengendus tempat kita ???!!!!”
” apa maksudnya
ini ?” tanya Vicky yang baru saja datang ”
” Polisi berhasil
menggagalkan transaksi kita hari ini ?”
” apa, bukankah
kita selama ini berhasil melakukannya, yang terakhir ?”
” kau !!!” Wisnu
menunjuk ke arah Wisnu.
” ya ???” kata
Wisnu
” bukankah kau
yang terakhir kali transaksi ?”
” iya,
jangan-jangan kau,,, ??? apa kau mata-mata polisi ?”
Semua yang ada di
situ kaget mendengarnya, termasuk Wisnu sendiri.
” tidak mungkin ”
kata Candra membela ” dia berhasil waktu itu ”
Wisnu hanya diam
saja, tidak tahu apa yang harus di katakannya. Ia menoleh ke arah Kai. Kai terlihat mengangguk.
” untuk transaksi berikutnya, kau yang antar ” perintah Candra pada Wisnu
” tapi pa, apa
Papa masih percaya dengan dia ?”
” tentu saja ”
Candra beserta rombongan termasuk Kai pergi, sementara vicky masih diam di
tempatnya.
” apa kau tidak
percaya padaku ?”
” tidak ”
Wisnu tersenyum
kecut mendengarnya ” bagus !!! memang tidak seharusnya kau taruh kepercayaanmu
pada siapapun ”
Vicky
mengernyitkan dahinya.
” jika kau sudah
percaya pada orang lain, maka itu akan membuatmu hancur ” lanjut Wisnu
” tidak akan
pernah ” tandas Vicky.
Hahahaha, Wisnu
tertawa meremehkan ” oh ya ??? munafik !!!”
Vicky tersinggung
mendengarnya, dengan keras ia menghantam perut Wisnu hingga jatuh berjongkok.
” jangan bicara
yang bukan-bukan, kau tidak tahu siapa aku sebenarnya ha !!!”
Wisnu menyeka
darah yang ada di sudut bibirnya ” maaf membuatmu kecewa, aku tahu siapa kau
sebenarnya, bahkan melebihi Kai yang sudah mengikuti kau bertahun-tahun ”
Buakkkk, hantaman
yang lebih keras mendarat sekali lagi di perut Wisnu,membuatnya meringis
semakin merasa sakit.
” pukul saja
sampai kau puas nona Julie !!!” teriak Wisnu yang kesal juga.
Seperti tersambar
petir, Vicky diam seketika mendengar nama Julie di sebut.
” kenapa, apa aku
salah ?” kata Wisnu saat melihat ekspresi wajah wanita yang ada di depannya
itu.
Plakkkkkkk,, tamparan keras akhirnya mendarat juga di pipi Wisnu.
” namaku Vicky ”
kata Vicky tegas menatap tajam ke arah Wisnu. Tak mau kalah, Wisnu balik
menatap Vicky tajam ” aaahhh, yaaa ??? maaf aku lupa” katanya mengejek.
Vicky kesal, ia
pergi dari tempat itu, ”siiittttttttt” ia kembali menoleh ke arah Wisnu saat
langkahnya belum jauh, kemudian benar-benar pergi.
” arrrkkkhhhhhh ”
teriak Wisnu yang teringat dengan Riko, sahabatnya yang selama ini mencari-cari
kakaknya, yang tak lain Julie alias Vicky.
Riko menghubungi Wisnu saat jam istirahat kantornya.
” ya, halo ”
jawab Wisnu yang duduk di dekat markas besar Candra. Masih terlihat bekas luka-luka akibat pukulan
Vicky beberapa hari kemarin, terlihat sedikit lesu.
” apa kabar kau,
lama tak jumpa bukan ?? sedang sibuk ”
” ya
begitulah ”
” eh, kenapa kau,
suaramu agak aneh ” selidik Riko mendengar ada yang aneh dari sahabatnya itu.
” tidak ada
apa-apa” bohongnya ” gimana kabar pencarian kakakmu ”
” belum ada hasil
yang berarti, orang suruhanku sepertinya sudah menyerah andai saja aku tidak
memaksa mereka ”
” heh,,, memang
sulit ” Wisnu mencoba tenang, berbohong, namun ia tak bisa ” sepertinya aku
sudah menemui titik terang di mana kakakmu berada ” akhirnya dia mengatakannya
juga.
” oh ya ???” Riko
jelas saja kaget dan senang begitu mendengarnya ” di mana ?” tanyanya memburu
” kakakmu bernama
Julie bukan, ia pergi dari rumah 10 tahun yang lalu ”
” iya,,, kau
benar sekali ”
” di mana aku
bisa bertemu dengannya, apa dia baik-baik saja ?” Riko sangat bersemangat
” sepertinya
begitu,,,, ” penjelasannya terhenti ketika melihat sebuah mobil melintas di
depannya ” kita bicara lain kali, aku sedang memburu sesuatu ” Wisnu segera
menutup ponselnya, dan mengikuti mobil itu.
” halo,,,, halo !!! ” teriak Riko berulang ulang, namun nihil tak ada
jawaban lagi.
” mami, sebentar
lagi kita akan bertemu kak Julie ” katanya lirih, senang.
Sementara itu di Night club, Kai sedang minim-minum sendiri, namun masih
bisa mengontrol diri jadi tidak sampai mabuk. Seseorang menghampirinya.
” hei, Kai ?
tumben, di mana Vicky ?”
” nona sibuk ” jawabnya
” nona sibuk ” jawabnya
” frustasi kau?
Tak seperti biasa kau minum ?”
” tidak juga, aku
sedang menggali informasi ”
” bisnis baru ?” tanya orang itu
” bisnis baru ?” tanya orang itu
” bukan, anak itu
?”
” siapa ?”
” anak baru itu ”
” anak baru ? aku
belum tahu ”
” ini orangnya ”
jelas Kai seraya mengeluarkan foto Wisnu. Orang itu mengamati ” ini,,,” seru
orang itu ingat sesuatu.
” kau mengenalnya
??”
” ikut aku,,, ”
ajaknya. Mereka masuk ruang CCTv Night Club.
Orang itu mengambil
salah satu kaset di antara tumpukan kaset. Ia memutarnya.
” bukankah orang
itu ( yang terekam ) sama dengan yang di foto ”
” yang mana ?”
” itu ” tunjuk orang itu. Kai melihatnya
dengan sesama.
” ya, itu
orangnya ” kata Kai ” siapa dia ” lanjutnya
” dia polisi yang
menciduk pengedar beberapa waktu lalu ”.
Kai tertegun ” apa yang dia cari ??” katanya di kepala. Ia ingat kejadian
saat bertemu Wisnu pertama kali, saat di pelabuhan ” mungkinkah,,,, ” pikirnya
di kepala (menyadari kalau Wisnu mungkin saja tengah menyelidiki sindikat
perdagangan wanita yang sedang mereka jalankan). Ia bergegas pergi. Orang itu juga menyadari
sesuatu, ia menyusul Kai.
Wisnu mendapat telepon dari atasannya.
” pistol yang kau
kirim kemarin ”
” yah, kenapa ?”
” itu,,,,”
Wisnu nampak
tertegun mendengar penjelasan atasannya itu. Ia menutup teleponnya dengan
lemas, bagaimana tidak? Riko-Vicky/Julie, dirinya, Ia tak bisa
membanyangkannya. Terlebih lagi, ia menyadari perasaannya pada Vicky sudah
tumbuh sejak pertemuan mereka di Night club ( saat Wisnu menolong Vicky ). Ia
menunduk lemas, bersandar di kursi.
” hei !!! ” teriak seseorang kepada temannya
Wisnu mendongak ”
barang (narkoba) sudah siap, giliran kau ”
Wisnu bangkit
berdiri, ia mengerti, hari ini tugasnya mengirim barang itu. Ia masuk ke sebuah
mobil yang sudah menunggunya.
” kau ?” kagetnya
saat melihat siapa yang sudah ada di dalam
” kenapa? Aku
yang akan mengantarmu ” terang Vicky
Dengan mobil Vicky mereka meluncur ketempat tujuan, Wisnu merasa asing
dengan jalan yamg mereka lalui,
” ini kemana ?
bukan ke tempat yang biasa ?”
” kau ini bodoh
atau apa? Kau pikir kita akan bertransaksi di tempat yang sudah di ketahui
polisi,?” kata Vicky
” ku rasa tempat
yang bahaya justru aman ?” timpal Wisnu. Vicky menoleh ke arahnya, sedikit
curiga.
” kenapa ?” tanya
Wisnu saat ia menyadari kalau dirinya di perhatikan
Vicky dengan
cepat mengalihkan perhatiannya. Mereka sampai.
Wisnu keluar dari mobil, berjalan ke sebuah bangunan yang nampak usang dan
tua. Ia melihat ke sekeliling bangunan itu, nampak sepi. Ia menunggu dan terus
menunggu namun tak nampak seorang pun. Ia hendak keluar dari bangunan itu,
namun saat dekat dengan pintu masuk, Kai muncul dari luar.
” mau kemana ?”
tanyanya
” kau ???” Wisnu
bingung melihatnya, tidak mungkin kalau Kai orang yang akan bertransaksi
dengannya. Ia berjalan
mundur, Kai terus mengikutinya
” apa kau takut
?” tantang Kai
” apa yang perlu
kutakutkan ?! ”
” seperti biasa
kau begitu percaya diri ”
” heh , mengapa
tidak ???!!!” angkuhnya
Kai mulai kesal, ia maju menghantam Wisnu dengan keras hingga tersungkur ”
kau pikir kau siapa polisi brengsek !!!”
Anak buah Kai
mulai masuk, Wisnu dengan cepat menyadari posisinya saat ini, ia bangkit dan
terus melangkah mundur. Mengambil ponsel dari sakunya dengan diam-diam, menekan
nomor seseorang, menjatuhkan ponselnya, kakinya dengan perlahan menyeret ponsel
itu jauh ke belakangnya.
” apa katamu?”
tanya Wisnu berpura-pura
” jangan
pura-pura bodoh !!! cihh ” Kai langsung kembali menghajar Wisnu. Ia tak bisa berbuat banyak, ia sadar kalau
dirinya berani melawan, bisa di pastikan ia akan mati saat itu juga.
Candra masuk, di ikuti anak buahnya juga tentunya. Vicky melihatnya dari
dalam mobil ” sebenarnya ada apa ini ?” tanyanya seraya diam-diam ikut masuk.
” apa yang kau
cari??? ” bentak Candra ” pastinya bukan itu bukan ?” katanya seraya melempar
barang yang tadi di bawa Wisnu (narkoba).
” memang benar,
bukan itu ”
Candra balas
tersenyum ” lalu apa ?”
” bukankah kau
juga tahu ??” balas Wisnu
” Tae Tsung ,,,”
tanya Candra retorik
” Tae Tsung,,,
kau,,, sama saja”
Vicky kaget
mendengar percakapan mereka ” apa maksudnya semua ini ?” masuk mendekati
Candra.
” kau memang
benar, dia polisi ”
Vicky tertegun
gak percaya, ” jadi,,, ” pikirnya, namun buru-buru ia menoleh ke arah Candra ”
Tae Tsung,,, ” katanya dalam kepala.
Wisnu memandang ke arahnya, ia tersenyum, bukan senyum bahagia atau sedih,
namun senyum penuh kemenangan, ia mampu menunjukkan padanya kalau semua orang
yang ada di sekitar Vicky memang tidak bisa di percaya. Vicky malah terlihat
ingin menangis, khawatir melihat Wisnu.
” kau tidak akan pernah menemukan apapun ” tegas Candra seraya menodongkan
pistolnya ke arah Wisnu
” aku yang
menerimamu, aku juga yang akan membuangmu !!!”
” Dorrrrr ” tidak
ada yang menyangka, Wisnu sudah jatuh bersimbah darah tertembak seseorang,
sebelum Candra melepas tembakannya. Mereka semua terkejut.
Segerombolan orang masuk, Candra sepertinya mengenali salah satu di
antaranya.
” kau ???”
Orang itu
tersenyum ” bukankah kau mempersilahkanku melakukan tugasku dengan baik ??” .
Itulah atasan Wisnu
Candra balas
tersenyum ” ya,,,, ”
Suasana berubah menjadi panas, baku tembak tak bisa terhindarkan lagi. Kai
menenbak salah satu dari mereka ketika ia melihat Vicky dalam bahaya, kemudian
beralih melindungi dirinya sendiri seraya berusaha mendekati Candra dan keluar
dari tempat itu. Sebaliknya, Vicky malah menerobos mendekati Wisnu, Wisnu masih
tersadar saat itu.
” hei,,, kau tak
apa-apa ?”
Wisnu tak sanggup
berkata-kata lagi, ia hanya tersenyum saja, dengan perlahan kesadarannya
hilang.
” hei kau !!!
bangun kataku ”
Tidak ada jawaban
angkuh seperti biasa.
” bangun !!!
bangun kataku !!!”
Tidak ada respon
sama sekali, ” hei,,,” teriaknya kembali seraya menggerak-gerakkan badan Wisnu.
Akhirnya ia tertegun.
Di Mobil, ” Vicky masih di dalam ” terang Candra
” aku tahu ” Kai
langsung kembali masuk, sementara mobil Candra melaju dengan cepat.
Kai menemukan
Vicky yang masih tertegun di samping Wisnu. Kai meraih tangannya menyeretnya
menerobos kerumunan orang di situ.
Atasan Wisnu mendekati tubuh Wisnu ” kau bertahanlah, sebentar lagi ”
katanya yang kemudian membawanya pergi.
Saat mereka (Vicky & Kai) dalam perjalanan pulang, Vicky hanya diam
saja, ingat kejadian tadi.
” nona ” tanya
Kai mencoba mangajak Vicky bicara
” apa ?! ”
” ada yang
membuat nona gelisah ?”
” tidak !!”
jawabnya pelan namun tegas
Mobil masih
melaju, keheninganpun berlanjut juga. Tak lama mereka sampai di depan rumah
Vicky. Vicky beranjak mau membuka pintu, namun Kai menahan salah satu tangannya
yang membuat Ia kembali duduk.
” tidak bisakah
nona melihatku ?” pinta Kai yang cemburu sebenarnya, karena Ia menyadari
perubahan sikap nona-nya itu sejak kemunculan Wisnu.
Vicky hanya
mengela nafas tahu apa yang di maksud Kai. Ia ingin keluar namun lagi-lagi Kai menahannya.
” aku,,,aku
mencintai nona ” kata Kai pada akhirnya. Vicky jengah juga
” kalau kau
mencintaiku seharusnya kau tahu siapa aku, ”
” kau pikir aku
tidak tahu siapa kau, aku tahu kau dengan pasti bahkan melebihi polisi brengsek
itu ” jelas Kai yang sekarang tidak memanggil Vicky dengan sebutan nona.
Vicky menoleh ”
oh ya,,,??? Kalau kau tahu aku dengan pasti,,,” katanya masih dengan suara
datar
” kau tak akan
mungkin berhubungan dengan Tae Tsung !!!” teriaknya kesal pada akhirnya, Ia keluar
dari mobil, menutup pintu dengan kasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar