Selasa, 01 Mei 2012


BAD  BEAUTIFUL


            Terjadi keributan dimalam itu, seorang gadis di tampar oleh ibu kandungnya sendiri karena masalah yang tidak jelas, bukan hanya malam itu, setiap hari bahkan seperti itu.
“ mam, apa salahku kali ini?”
” apa ? kenapa ha ?”
” aku diam selama ini karena masih menganggap mami”
” oh,,, so kali ini kamu sudah tak menganggap mami ?” suaranya meninggi seraya menampar sekali lagi wajah putrinya kemudian pergi berlalu. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.30, sudah bisa di pastikan maminya Julie pergi ke bar. Sesampainya di sana ia malah mendapati suaminya bersama wanita lain, hal itu semakin membuat darahnya naik.

            Saat sarapan, Salma( ibu Julie) bersikap manja pada Bondan (suaminya/ayah tiri Julie), seolah ia tak melihat kejadian semalam. Ya, Salma memang sangat amat mencintai Bondan sampai apapun yang Bondan lakukan tidak masalah baginya, kekesalan dan kemarahannya ia lampiaskan pada Julie. Julie hanya melihat keduanya dengan tajam dan kesal, tidak menyadari sedari tadi Riko (adik tirinya) memperhatikannya. Julie segera pergi selesai sarapan tanpa berkata sepatah katapun, Bondan meliriknya, tersenyum licik. Di susul kemudian Riko bergegas setelah sebelumnya berpamitan pada kedua orangtuanya dengan manis.

Julie merasa ada orang yang mengikuti, ia berlari kencang, dan pada akhirnya Riko kehilangan jejaknya.

Di makam ayahnya, Julie menangis dalam diam, air matanya mengalir perlahan ” andai saja aku seperti ayah (mati), aku akan bahagia ” katanya lirih, mencium nisan kemudian pergi.
            Jam istirahat, Riko pergi ke kelas Julie, namun yang di carinya tidak nampak
” maaf kak, lihat kak Julie” tanyanya pada teman sekelas Julie
” Julie ”
” iya, kak Julie”
” tidak, bukankah kakakmu tidak masuk, dari tadi pagi tidak kelihatan”
” ohhh, terima kasih kak”
” oke ”
Ia kembali ke kelasnya berfikir kemana kakaknya gerangan. Ia mencoba menghubungi kakaknya, namun nihil, Julie sama sekali tak menghiraukannya.

” ayah, apa sebaiknya aku menyusulmu?” kata Julie tersenyum getir melihat aliran sungai yang tenang di bawahnya. Julie berada di atas jembatan saat itu. ” tolooongggg ”  teriakan seseorang membuatnya tersadar, ia menoleh dan di lihatnya seorang anak kecil di seret oleh seorang pemuda. Julie berlari seraya mengepalkan tangan, dengan cepat menonjok pipi pemuda itu, meraih tangan anak itu menghindar.
” bukkkk’
” heh, siapa kau” pemuda itu menatap Julie tajam. Tak mau kalah, Julie balas menatapnya. Pemuda itu geram dan ” plakkk” tamparan keras mendarat di pipi manis Julie sampai sudut bibirnya berdarah. Mata Julie memerah menahan rasa sakit dan menatap pemuda itu lagi ” apa kau puas ” tanyanya.
” apa katamu? ” pemuda itu kaget tidak percaya mendengarnya
” apa kau puas ” ulangnya dengan ada yang lebih tinggi
” serahkan anak itu ”
” langkahi mayatku sebelum kau kabur membawanya”
” apa kau mau mati?!!!!”
” YA ”
Pemuda itu malah terdiam.
” apa kau takut ha? Aku sudah memberimu kesempatan, jangan harap aku akan melepasmu ”
” apa ?!!!” pemuda itu terkaget kaget, Julie menutup mata anak kecil itu dengan dasinya, mengeluarkan pisau dari saku, ” aku sudah memberi kesempatan padamu sebelumnya” kata Julie penuh dengan nada kekesalan, mendekati pemuda itu. Pemuda itu berjalan mundur perlahan ketakutan karena ia sama sekali tidak membawa senjata, sedangkan ia tahu kalau wanita yang ada di hadapannya bisa bela diri. Pukulan yang di terimanya tadi cukup membuatnya tahu hal itu. Dengan cepat, Julie melayangkan pisaunya tepat di perut pemuda itu hingga jatuh tersungkur.

Tiba-tiba dari jauh terdengar suara seorang pemuda lain meneriakkan nama ” Kai ”. Julie melihatnya, dengan cepat ia berlari menggandeng anak kecil yang tadi.

” Kai , kau tidak apa-apa ”
” tidak ” katanya seraya melepas pisau dari perutnya, meringis menahan rasa sakit.
Sementara itu, Julie dan anak kecil tadi sampai di depan panti asuhan,
” terima kasih kak ”
” iya, baik-baik ya di sini, jangan nakal” kata Julie seraya tersenyum manis
” maaf ” kata anak itu
” maaf untuk apa?”
Anak itu mengusap pipinya sendiri ” pasti sakit ya kak?”
” tidak, sana cepat masuk, teman-temanmu sudah menunggu ”
” ya...” anak itu berlari masuk ke dalam, Julie menatapnya ” rasa sakit ini tak sebanding dengan rasa sakit hatiku” pikirnya.

            Di rumah, Riko menunggu kakaknya pulang, saat Julie masuk ia langsung mendekatinya ” dari mana saja kak ?”
” sekolah ” jawabnya singkat
” sekolah ???” ulang Riko. Julie langsung tahu maksud adik tirinya itu, ia menoleh, menatapnya tajam sehingga Riko tak berani memandangnya. Mereka terdiam sesaat ” kak makan dulu gi, bibi sudah masak ” kata Riko kemudian.
” ya ” katanya seraya menuju meja makan dan mulai menyantap makanannya.
” Bi,,, Bibi, Riko kemana ?” terdengar suara Salma pulang dari kantor masuk ke dalam rumah. Riko keluar mendengarnya ” iya mam, di sini ”
” sudah makan ?” tanya Salma
” sudah ”
” itu, barang pesananmu, untuk siapa sih, pacar kamu,”
” bukan ”
” bohong, siapa?”
” bukan siapa-siapa”
” oke, mama gak akan maksa , tapi,,, selera anak itu tinggi juga hingga mama sampai susah ndapatinnya ”. Riko tersenyum senang ” ambil sendiri di mobil” lanjut Salma
” oke, makasih ” bergegas keluar. Salma ke kamarnya tanpa menyapa putri kandungnya sendiri (Julie). Julie tersenyum sinis melihatnya.

            Seperti malam yang sudah-sudah, Bondan kembali terlihat di klub. Salma terbangun dari tidurnya, mendapati suaminya tidak ada, ia kesal kemudian keluar kamar. Di teras depan rumah, terlihat Julie duduk santai sambil memejamkan matanya namun tak tidur, Salma marah melihatnya, langsung saja menjambak rambut Julie, menyeretnya masuk ke kamar. Tamparan kembali ia dapatkan, sebelum tamparan kedua mendarat, Julie sudah memegang tangan Salma. Salma tidak terima, menampar Julie dengan tangan kirinya ” plakkk ”
” mami !!!!!” teriak Julie keras hingga Riko terbangun dan melihat kejadian itu. Salma keluar tanpa manutup pintu.

 Tidak di sangka Bondan pulang lebih cepat, ia melewati kamar Julie dan melihatnya, ia tertarik, masuk ke dalam, Julie kaget bukan main.
” keluar kataku ” ucap Julie
” stttttt” Bondan mengisyaratkan Julie agar tetap diam dan semakin mendekat.
” keluar  !!! kalau tidak aku akan teriak lebih kencang ”
Bondan culup takut juga karena ada istrinya di rumah, ia perlahan-lahan keluar seraya tersenyum seperti mendapat mainan baru. Saat Julie mau nenutup pintu, terlihat kaki menghalangi, ternyata itu Riko.

” apa? Apa kau mau menertawakanku ”
” kenapa kakak berbicara seperti itu ”
” kenapa ha? Tidak boleh aku berbicara sesukaku ha?”
” itu seolah aku bahagia atas apa yang kakak rasakan ( rasa sakit, dll )”
” memang begitu kenyataannya”
” paling tidak, anggaplah ketulusanku ” kata Riko
” tulus katamu? Setelah semuanya kau rebut dariku?”
” aku tidak pernah merebut apapun dari kakak ”
” bulsyit !!! pergi ”

Riko mengeluarkan kotak( kotak yang sama dengan yang ia minta dari Salma) dari sakunya ” paling tidak izinkan aku megucapkan selamat ulang tahun untuk kakak ” katanya meletakkan kotak pada tangan Julie. Riko pergi menahan rasa bersalahnya, memang tidak bisa di pungkiri, secara tidak langsung ia telah merebut segalanya dari Julie dalam waktu yang singkat meski ia tak menginginkan. Ia tidak punya ikatan darah dengan Julie maupun Salma (ibu tirinya), ia anak Bondan dengan istrinya dahulu. Begitu masuk dalam keluarga Julie, semuanya berubah baginya, kasih sayang Salma bahkan melebihi kasih sayang ibu kandungnya sendiri yang telah tiada. ” maafkan aku,,, maaf ” katanya lirih.

            Tidak jauh beda dengan Riko( sedih), Julie meratapi keadaannya, ia duduk terpaku, perlahan membuka kotak yang baru saja di terimanya. Air matanya tak terbendung ketika tahu apa isinya, itu sesuatu yang sangat amat ia inginkan dan Riko mengetahuinya.

            Rutinitas pagi mulai, Salma dan suaminya sarapan seperti biasanya, Salma seperti lupa dengan kejadian semalam. Riko datang menyusul, saat Julie ingin keluar kamar, ia kaget karena kamarnya terkunci ” sial !!! sittt ”. Rupanya Salma yang melakukannya, ia tidak ingin Julie ”keluyuran” untuk hari ini.
” Julie mana ” tanya Bondan sok perhatian
” ia sedang sakit, di kamarnya ” bohong Salma
” oh ya ?” sahut Riko
” iya, sana antar sarapan untuk kakakmu ”
” oke ” Riko langsung menyiapkan dan mengambil nampan, ketika mau beranjak Salma memanggilnya ” Riko ”
” ya mam”
” kesini sebentar ” Riko mendekat, Salma meletakkan Kunci kamar, Riko tersenyum tahu keadaan. Bondan juga tahu, ia tersenyum merencanakan sesuatu.

            Saat di kantor Bondan menghubungi Salma.
” iya pa, ada apa?”
” buat nanti makan malam, papa ingin makanan kesukaan papa?”
” ohhh,,, itu, oke, tumben papa minta”
” iya, lama tidak menyantapnya ”
” maaf pa, besok mama akan bilang pada bibi untuk sering-sering memasaknya ”
” oke, makasih mam ” Bondan tersenyum puas, rencananya akan berjalan lancar.

 Salma segera menghubungi rumah
” ada apa Nyah” pembantu yang mengangkatnya
” Tuan ingin makan makanan kesukaannya, apa bibi mengerti ”
” iya, ”
” ingat , yang bagus ya ”
” baik ” Bibi bergegas minta tolong sopir untuk mengantarkannya, karena tempat untuk mendapatkan bahan makanan itu jauh. Hasilnya, rumah sepi tinggal Julie sendirian terkurung di dalam kamarnya.

Bosan berada di kamar tanpa melakukan aktifitas apapun, Julie mulai membuka handycam-nya, ia merekam seluruh isi kamarnya, kemudian meletakkan cameranya di atas almari yang tidak terlalu tinggi, ia merekam dirinya sendiri,ia mulai suara ” ayah,,, apakah ayah tahu sesuatu, kemarin aku ulang tahun, lucunya aku sendiri lupa yah,, hanya Riko yang memberiku selamat, oh ya,, ayah tak tahu Riko? Maaf aku lupa lagi ,,,”

Tiba-tiba pintu terbuka. Bondan muncul, Julie terperanjat kaget dan ketakutan ” mau apa kau ”
” tenanglah anak manis,, aku tidak akan menyakitimu ” kata Bondan seraya mendekatinya
” keluar !!! keluar kataku ” teriak Julie
” teriaklah sampai puas, tidak akan ada yang mendengarnya” Bondan mulai melepas jas-nya. Julie panik, ia tahu apa yang akan di lakukan ayah tirinya itu padanya.
” ku mohon,,, jangan lakukan padaku, ku mohon,,,, bibi !!! bibi !!!” teriak Julie, Bondan terus mendekat. Julie terus menghindar, melempar barang-barang yang ia dapat sekenanya. Bondan tersenyum, tentu saja itu tak membuatnya bergeming ” semakin menarik ” katanya. Bondan berhasil meraih pundak Julie, namun lagi-lagi Julie lari, sobeklah bajunya. Julie berusaha membuka pintu, usahanya sia-sia pintu terkunci rapat. Bondan kembali mendekat, menciumnya, Julie kembali berontak. Mulai tidak sabar, Bondan mulai main kasar, PLAKK tamparan keras mendarat di pipinya. Bondan menyeret paksa Julie, membantingnya ke tempat tidur, Bondan mulai melepas kemejanya, Julie ketakutan berusaha lari, Bondan berhasil menarik rambut panjangnya, membanting kembali ke tempat tidur, dan terjadilah tindak pemerkosaan itu, semuanya TEREKAM jelas di handycam Julie.

            Saking shock-nya, Julie masih terbaring diam di tempat tidur walaupun Bondan sudah keluar sedari tadi. ” hwaaahhhhrrrrhhhh ” Julie teriak dengan keras, menangis bercucuran air mata, ia sungguh merasa sangat buruk tidak berharga.
” enak mam ” puji Bondan saat menikmati makan malamnya
” oh ya” Salma senang juga
” ya, makasih mam ”
Mereka bertiga termasuk Riko menikmati makan malamnya, ” mam, kak Julie ?” tanya Riko
” ya, antar makan malamnya ”
” oke ”
” makasih Riko ” ucap Salma manis.

Riko segera bergegas ke kamar Julie, begitu kagetnya begitu sampai, gelap,,,,
” kak,,, kakak ” tanyanya seraya menyalakan lampu, lampu menyala, Julie terlihat meringkuk di pojok kamar. Riko perlahan mendekatinya. Ketika ia menyentuh tangan Julie, dengan cepat Julie menghempaskannya.
” kak, kakak kenapa ”
” keluar !!! keluar kau !!!” serunya
” kakak,,, ”
” keluar !!! ” serunya lagi, Salma menghampirinya begitu pula Bondan, begitu melihat Bondan, Julie semakin marah ” keluar !!! keluar semuanya !!! keluar kataku !!!”
Salma mendekati putrinya ” Julie, apa-apaan ini ??? ”
Julie tidak menjawabnya, Salma jengah dan ingin keluar, Bondan sudah keluar dari tadi.

 Ketika Salma ingin melangkah, Julie meraih tangannya, ” Mam,,, dingin ” eluhnya. Salma terhenyak, kaget, tidak seperti biasanya. Ia menoleh, Julie masih meringkuk. Kemudian ia melepaskan tangan Julie yang memegangnya. Julie terpukul ” bahkan kau tak mempedulikanku ???” pikirnya. Riko memegang tangan Julie, lagi-lagi di hempaskannya dengan kasar oleh Julie. ” kak, tak bisakah aku,,, ??? ” katanya dalam hati, keluar dari kamar.

 Salma diam saja di kamarnya teringat eluhan Julie yang mengatakan kalau dirinya merasa kedinginan, ia merasa ada sesuatu yang janggal. Bondan mendekatinya ” ada apa?”
” ah, tidak,,, ”
” benarkah ?”
” iya ” seraya tersenyum tipis. Bondan lebih mendekat dan kiss, yang kemudian,,,,,

            ” kenapa? Kenapa semua ini harus ku alami, kenapa harus aku, apa salahku ?!!! kata Julie, ” kenapa ?!!! ” Julie mulai linglung, ia memegang pisau, air matanya terus mengalir, ia berniat memotong urat nadi tangannya, namun tiba-tiba ia tersenyum menusukkan pisau ke perutnya sendiri. ” urghhhhh ” eluhnya masih dengan senyuman, ia berjalan terhuyung-huyung , ia hampir meraih gagang pintu, namun keburu terjatuh dan menyenggol sesuatu hingga hiasan dinding jatuh.

” prakkkk ” Riko mendengar sesuatu dari kamar Julie, ia bergegas menghampirinya dan terbelalak melihat kakaknya berlumuran darah, Julie masih sadar, Riko memangku kepala Julie, ” kak,,, siapa? Siapa yang melakukan ini?” Riko melihat keadaan sekitar, namun tidak ada yang mencurigakan ” jangan- jangan ” ia melihat kakaknya kembali,berfikir kalau kakaknya sendiri yang melakukannya, Julie tersenyum namun seketika pingsan. ” kakak !!! bangun !!! kakak ” teriak Riko.

            Di rumah sakit, Riko sibuk menghubungi Salma, namun tidak ada jawaban, maklum Salma sedang ada rapat, dan ponselnya di tinggal di ruangan pribadinya. Bondan pun sama saja, ia juga tak dapat di hubungi. Dokter keluar dari ruang UGD.
” bagaimana kakak dok ?”
” keadaannya sudah memabaik, sudah bisa di pindahkan ke ruang perawatan biasa ”
” syukurlah ”

Dokter menepuk-nepuk pundak Riko dan berlalu. Salma membuka ponselnya, ia bertanya-tanya kenapa ada banyak panggilan dari Riko yang masuk, ia balas menghubungi Riko ” ada apa Riko ”
” kak Julie ma,,, ”
” ada apa lagi dengan kakakmu ?”
” kak Julie masuk rumah sakit ”
” apa!!” dengan segera Salma meluncur ke rumah sakit, namun sesampainya di rumah sakit, bukannya tanya keadaan Julie, malah mengkhawatirkan Riko.
” Riko, kamu tidak apa-apa ?”
” yang sakit bukan Riko ma, kak Julie ” katanya seraya memandang Julie yang masih terbaring memejamkan matanya.
” ohhh,, kenapa kakakmu ?”
” ada orang yang menusuknya ma ” bohong Riko
” apa !!! apa kakakmu punya masalah dengan orang lain?”
” tidak tahu ma,,,”

Salma mendapat telepon dari rekan kerjanya, ia segera bergegas kembali ” mau kemana ma ?” tanya Riko
” mama ada urusan ”
” tidak bisakah mama menunggu kak Julie di sini”
” Riko,,, mama sibuk,” jelasnya
” tapi ma,,, ”
” di sini sudah banyak orang yang menunggunya bukan? Banyak suster yang menemani, dokter juga siap 24 jam kalau kakakmu kenapa-kenapa, bilang sama dokter untuk memperlakukan kakakmu dengan baik,”
” tidak bisakah urusan kantor di tinggal untuk semetara waktu?”
” Riko,,,” keluh Salma, ” jaga baik-baik kakakmu, mama pergi,,, ”
           
Riko terdiam tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan, kemudian memandang Julie dengan sedih, dan tanpa ia ketahui Julie mendengar pembicaraannya, ia mengepalkan tangannya yang tertutup selimut. Rupanya Julie sudah tersadar dari tadi, namun masih memejamkan mata karena tak mau melihat siapapun.

            Waktu berlalu, malam semakin larut, Riko pulang semetara waktu untuk membersihkan diri. Julie bangun dari ranjangnya, menyobek kain, mengikatkannya pada luka di perutnya hingga tebal, perlahan ia berjalan keluar. Sampai di rumahnya, ia berjalan mengendap-ngendap ke kamar orang tuanya, ia melihat obat tidur yang ada di meja rias Salma, ia menoleh, Salma tidur terlelap, tidak di lihatnya Bondan. Seketika ia tahu dimana Bondan berada. Dengan perlahan ia mulai membuka brangkas menemukan Pistol milik Bondan. Ia tersenyum, dan bergegas ke kamarnya sendiri, mengambil semua tabungannya yang lumayan banyak, tak lupa ia menyambar tasnya sebelum lenyap dari pandangan.

            NIGHT club, Bondan bersenang-senang dengan banyak gadis, dari luar Julie masuk mengenakan topi, mendekati seorang wanita untuk memancing Bondan ke toilet. Awalnya wanita itu enggan, namun saat Ia mengeluarkan uang yang lumayan banyak, wanita itu tersenyum dan melenggang pergi ke arah Bondan. Bondan sendiri terpancing, karena memang wanita itu sangat amat cantik.

Wanita itu terus menggodanya, Bondan hendak menciuminya, namun wanita itu pura-pura risih bercumbu di tempat yang banyak orang, ia pergi ke toilet, Bondan mengikutinya dan terlihat semakin bersemangat. Ketika bibirnya hendak mencium, wanita itu berubah menjadi sosok Julie, dengan cepat tubuhnya terhempas akibat tendangan Julie.

” apa kabar PAPI ???” katanya dengan nada merendahkan. Bondan tersadar, ia tersenyum melihat anak tirinya berada di depannya ” kau ??? ”
” kau pikir siapa ??? ” tanya Julie menantang. Bondan tertawa membuat Julie semakin muak ” kau pikir lucu PAPI ?”. Mendadak Bonban mendorong tubuh Julie hingga merapat ke tembok. ” apa belum cukup ?” katanya seraya hendak mencium Julie. Keadaan berbalik, Bondan meringis, pisau tajam sudah bersarang di perutnya, Julie tersenyum sinis kemudian menendangnya.
” beraninya kau ?” ancam Bondan seraya berusaha bangkit.
” apa ???” Julie semakin meremahkan ” kau pikir aku akan diam setelah semuanya kau renggut dariku, maaf PAPI, ” Julie mengacungkan pistolnya, Bondan takut bukan kepalang. Julie tersenyum.
” Julie,,,ku,,, ku mohon Julie, jangan lakukan itu” mohon Bondan terbata-bata. Julie teringat saat ia memohon pada Bondan agar jangan jangan memperkosa dirinya
” cihh,,, andai saja kau mengabulkan permohonanku, ini tak akan terjadi, ”
Bondan juga mengingatnya, ” Julie, kali ini,.. kali ini.. ku mohon, ”
” tidak ada maaf bagimu, namun MAAFKAN AKU PAPI ”
” DORRRRRR” peluru melesat tepat di dada Bondan.

Salma terbangun saat petir menyambar, ia kaget, kemudian bergegas turun ke bawah, di lihatnya kamat Julie terbuka. Entah kenapa, ia berjalan masuk, kamarnya gelap, terlihat seperti ada banyangan seseorang meringkuk, sama persis ketika Julie meringkuk. Ia menyalakan lampu, di lihatnya darah berceceran ia ingat perkataan Riko ” ada orang yang menusuknya ” terdengar suara petir menyambar kembali. Ia tertarik dengan sesuatu yang ada di atas almari, ya ,,,itu handy-cam milik Julie. Ia mulai membukanya, terlihat curahan hati Julie,,, namun baru beberapa menit, handy-camnya mati, ia menutupnya, ” Julie,,,, ” katanya lirih. Ia menyadari juga kalau Julie tidak di tusuk orang melainkan ia sendiri yang melakukannya, ia mulai menyesali perbuatannya.

Orang-orang berkerumun di toilet NIGHT club termasuk wanita yang tadi menggiringnya ke situ, begitu melihat Bondan sudah terkapar tak bernyawa, wanita itu bergegas pergi, ia tahu sesuatu.

Suara sirine polisi terdengar, polisi masuk bergegas ke TKP dan mulai pemeriksaan. Bos club datang ” ada apa ini?” katanya tenang. Polisi yang melihat kedatangannya langsung  mengenali bos itu.
” Candra ” sapa polisi ” ada pembunuhan di club-mu ”
” ohhh,, silahkan lakukan tugasmu dengan benar ” katanya kemudian pergi berlalu.
Polisi itu hanya tersenyum sinis kemudian kembali mengidentifikasi. Rombongan Candra keluar dengan mobil limosinnya menerobos hujan yang lebat. Julie masih berlari menjauhi club, lukanya semakin parah, darahnya semakin banyak keluar membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya. Nafasnya terengah-engah. Candra melihatnya,” stop ” katanya pada sopir, dengan seketika rombongan berhenti. Candra keluar di panyungi seorang laki-laki berjalan mendekati Julie. Candra menepuk pundak Julie, dengan seketika Julie menghempaskannya, ia menoleh dan menodongkan pistolnya ”siapa kau ” tanyanya. Candra tidak menjawabnya, ia malah mencoba lebih mendekat ” berhenti !!! ” teriak Julie seraya melangkah mundur.

Candra tak bergeming, ia tetap mendekat ” berhenti !!! ” teriak Julie kembali ” pergi kau !!!”
” Per,,,gi !!!” suara Julie melemah dan jatuh pingsan. Candra segera menangkapnya, di lihatnya muka Julie dengan jelas. Pembawa payung itu kaget bukan main melihatnya, ia ingat kejadian waktu lalu,” cincin di jari telunjuk yang di pakai,,,muka wanita itu??” pikirnya.

Candra membopong masuk ke dalam mobilnya. Sementara pembawa payung itu tersenyum mengiringi, meraba bekas luka di perutnya menyadari sesuatu. Pembawa payung itu tak lain KAI, tangan kanan Candra, laki-laki yang di tusuk Julie beberapa waktu yang lalu.

            Di rumah sakit, Salma dan Riko kebingungan mendapati Julie tidak ada di kamarnya. ” kemana anakku ??? di mana dia ?” teriaknya pada salah suster di sana
” tenang ma,,,tenang,,, ” Riko berusaha menenangkan.
” rumah sakit sebesar ini tak bisa megawasi seorang anak ha???”
” tenang bu,,, kami akan segera menemukannya ” kata dokter
” apa yang kalian tunggu, cepat temukan dia ”
Semua orang di sana membubarkan diri mencari keberadaan Julie. Ponsel Salma berdering ” halo”
” ini dari kepolisian ”

Tanpa pikir panjang, Mereka bergegas ke kantor polisi. Tangis Salma pecah, begitu pula dengan Riko melihat mayat Bondan terbaring.
” kenapa ??? kenapa semua ini terjadi ?? kenapa begitu cepat kau meninggalkan aku ” tanya Salma penuh ketidakpercayaan.
” papa ” Riko menangis. Mereka berdua larut dalam kesedihan, hingga lupa urusan Julie.

Pemakaman selesai, Salma duduk di kamarnya, Riko menghampirinya.
” Riko, papa sudah pergi, kamu tidak akan meninggalkan mama kan ”
” tidak,,, ” jawab Riko lirih.
” belum ada kabar dari kakakmu ?”
” belum ma , apa sebaiknya kita lapor polisi ???”
” jangan, itu malah akan membuat keadaan semakin buruk ”
” ya,,, ”

 Riko keluar kamar beralih ke kamar Julie yang sudah rapi, memandang foto Julie yang nampak ceria ” kakak,,,, ” Riko meneteskan air matanya. Salma membuka handy-cam Julie kembali. Ia tersenyum ketika melihat Julie mulai berbicara, namun ia berubah menjadi tegang ketika melihat Julie mulai berteriak, dan ia shock melihat Bondan ada juga di video itu, terlebih lagi menyaksikan anak kandungnya di perkosa oleh Bondan, orang yang begitu ia cintainya. Ia terjatuh, menangis penuh sesal ” Julie,,, Julie ” teriaknya, melempar handy-camnya, ” maaf,,, maaf,,, maafkan mami,,, Julie,, Julie ” raungnya. ” Julie,,, Julie,,,maaf,,,maaf,,,, ”
Riko berlari masuk kamar ibunya kembali, ia bingung melihat handy-cam yang hancur, terlebih lagi ibunya menangis menyebut nama Julie dan meminta maaf berulang-ulang. ” maaf,,,” kata Salma pada akhirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar