BAD BEAUTIFUL
Terjadi keributan dimalam itu,
seorang gadis di tampar oleh ibu kandungnya sendiri karena masalah yang tidak
jelas, bukan hanya malam itu, setiap hari bahkan seperti itu.
“ mam, apa
salahku kali ini?”
” apa ? kenapa ha
?”
” aku diam selama
ini karena masih menganggap mami”
” oh,,, so kali
ini kamu sudah tak menganggap mami ?” suaranya meninggi seraya menampar sekali
lagi wajah putrinya kemudian pergi berlalu. Waktu sudah menunjukkan pukul
00.30, sudah bisa di pastikan maminya Julie pergi ke bar. Sesampainya di sana
ia malah mendapati suaminya bersama wanita lain, hal itu semakin membuat
darahnya naik.
Saat sarapan, Salma( ibu Julie) bersikap manja
pada Bondan (suaminya/ayah tiri Julie), seolah ia tak melihat kejadian semalam.
Ya, Salma memang sangat amat mencintai Bondan sampai apapun yang Bondan lakukan
tidak masalah baginya, kekesalan dan kemarahannya ia lampiaskan pada Julie. Julie
hanya melihat keduanya dengan tajam dan kesal, tidak menyadari sedari tadi Riko
(adik tirinya) memperhatikannya. Julie segera pergi selesai sarapan tanpa berkata sepatah katapun, Bondan
meliriknya, tersenyum licik. Di susul kemudian Riko bergegas setelah sebelumnya
berpamitan pada kedua orangtuanya dengan manis.
Julie merasa ada orang yang mengikuti, ia berlari kencang, dan pada
akhirnya Riko kehilangan jejaknya.
Di makam ayahnya, Julie menangis dalam diam, air matanya mengalir perlahan
” andai saja aku seperti ayah (mati), aku akan bahagia ” katanya lirih, mencium
nisan kemudian pergi.
Jam istirahat, Riko pergi ke kelas
Julie, namun yang di carinya tidak nampak
” maaf kak, lihat
kak Julie” tanyanya pada teman sekelas Julie
” Julie ”
” iya, kak Julie”
” tidak, bukankah
kakakmu tidak masuk, dari tadi pagi tidak kelihatan”
” ohhh, terima
kasih kak”
” oke ”
Ia kembali ke
kelasnya berfikir kemana kakaknya gerangan. Ia mencoba menghubungi kakaknya,
namun nihil, Julie sama sekali tak menghiraukannya.
” ayah, apa sebaiknya aku menyusulmu?” kata Julie tersenyum getir melihat
aliran sungai yang tenang di bawahnya. Julie berada di atas jembatan saat itu.
” tolooongggg ” teriakan seseorang
membuatnya tersadar, ia menoleh dan di lihatnya seorang anak kecil di seret
oleh seorang pemuda. Julie
berlari seraya mengepalkan tangan, dengan cepat menonjok pipi pemuda itu, meraih
tangan anak itu menghindar.
” bukkkk’
” heh, siapa kau”
pemuda itu menatap Julie tajam. Tak mau kalah, Julie balas menatapnya. Pemuda
itu geram dan ” plakkk” tamparan keras mendarat di pipi manis Julie sampai
sudut bibirnya berdarah. Mata Julie memerah menahan rasa sakit dan menatap
pemuda itu lagi ” apa kau puas ” tanyanya.
” apa katamu? ”
pemuda itu kaget tidak percaya mendengarnya
” apa kau puas ”
ulangnya dengan ada yang lebih tinggi
” serahkan anak
itu ”
” langkahi
mayatku sebelum kau kabur membawanya”
” apa kau mau
mati?!!!!”
” YA ”
Pemuda itu malah
terdiam.
” apa kau takut
ha? Aku sudah memberimu
kesempatan, jangan harap aku akan melepasmu ”
” apa ?!!!”
pemuda itu terkaget kaget, Julie menutup mata anak kecil itu dengan dasinya,
mengeluarkan pisau dari saku, ” aku sudah memberi kesempatan padamu sebelumnya”
kata Julie penuh dengan nada kekesalan, mendekati pemuda itu. Pemuda itu berjalan
mundur perlahan ketakutan karena ia sama sekali tidak membawa senjata,
sedangkan ia tahu kalau wanita yang ada di hadapannya bisa bela diri. Pukulan
yang di terimanya tadi cukup membuatnya tahu hal itu. Dengan cepat, Julie
melayangkan pisaunya tepat di perut pemuda itu hingga jatuh tersungkur.
Tiba-tiba dari jauh terdengar suara seorang pemuda lain meneriakkan nama ”
Kai ”. Julie melihatnya, dengan cepat ia berlari menggandeng anak kecil yang
tadi.
” Kai , kau tidak apa-apa ”
” tidak ” katanya
seraya melepas pisau dari perutnya, meringis menahan rasa sakit.
Sementara itu,
Julie dan anak kecil tadi sampai di depan panti asuhan,
” terima kasih
kak ”
” iya, baik-baik
ya di sini, jangan nakal” kata Julie seraya tersenyum manis
” maaf ” kata
anak itu
” maaf untuk
apa?”
Anak itu mengusap
pipinya sendiri ” pasti sakit ya kak?”
” tidak, sana
cepat masuk, teman-temanmu sudah menunggu ”
” ya...” anak itu
berlari masuk ke dalam, Julie menatapnya ” rasa sakit ini tak sebanding dengan
rasa sakit hatiku” pikirnya.
Di rumah, Riko menunggu kakaknya
pulang, saat Julie masuk ia langsung mendekatinya ” dari mana saja kak ?”
” sekolah ”
jawabnya singkat
” sekolah ???”
ulang Riko. Julie langsung tahu maksud adik tirinya itu, ia menoleh, menatapnya
tajam sehingga Riko tak berani memandangnya. Mereka terdiam sesaat ” kak makan
dulu gi, bibi sudah masak ” kata Riko kemudian.
” ya ” katanya
seraya menuju meja makan dan mulai menyantap makanannya.
” Bi,,, Bibi,
Riko kemana ?” terdengar suara Salma pulang dari kantor masuk ke dalam rumah.
Riko keluar mendengarnya ” iya mam, di sini ”
” sudah makan ?”
tanya Salma
” sudah ”
” itu, barang pesananmu,
untuk siapa sih, pacar kamu,”
” bukan ”
” bohong, siapa?”
” bukan
siapa-siapa”
” oke, mama gak
akan maksa , tapi,,, selera anak itu tinggi juga hingga mama sampai susah
ndapatinnya ”. Riko tersenyum senang ” ambil sendiri di mobil” lanjut Salma
” oke, makasih ” bergegas
keluar. Salma ke kamarnya tanpa menyapa putri kandungnya sendiri (Julie). Julie
tersenyum sinis melihatnya.
Seperti malam yang sudah-sudah,
Bondan kembali terlihat di klub. Salma terbangun dari tidurnya, mendapati
suaminya tidak ada, ia kesal kemudian keluar kamar. Di teras depan rumah,
terlihat Julie duduk santai sambil memejamkan matanya namun tak tidur, Salma
marah melihatnya, langsung saja menjambak rambut Julie, menyeretnya masuk ke
kamar. Tamparan kembali ia dapatkan, sebelum tamparan kedua mendarat, Julie
sudah memegang tangan Salma. Salma tidak terima, menampar Julie dengan tangan
kirinya ” plakkk ”
” mami !!!!!”
teriak Julie keras hingga Riko terbangun dan melihat kejadian itu. Salma keluar
tanpa manutup pintu.
Tidak di sangka Bondan pulang lebih
cepat, ia melewati kamar Julie dan melihatnya, ia tertarik, masuk ke dalam,
Julie kaget bukan main.
” keluar kataku ”
ucap Julie
” stttttt” Bondan
mengisyaratkan Julie agar tetap diam dan semakin mendekat.
” keluar !!! kalau tidak aku akan teriak lebih kencang
”
Bondan culup
takut juga karena ada istrinya di rumah, ia perlahan-lahan keluar seraya
tersenyum seperti mendapat mainan baru. Saat Julie mau nenutup pintu, terlihat kaki menghalangi, ternyata itu Riko.
” apa? Apa kau mau menertawakanku ”
” kenapa kakak berbicara seperti itu ”
” kenapa kakak berbicara seperti itu ”
” kenapa ha?
Tidak boleh aku berbicara sesukaku ha?”
” itu seolah aku
bahagia atas apa yang kakak rasakan ( rasa sakit, dll )”
” memang begitu
kenyataannya”
” paling tidak,
anggaplah ketulusanku ” kata Riko
” tulus katamu? Setelah
semuanya kau rebut dariku?”
” aku tidak
pernah merebut apapun dari kakak ”
” bulsyit !!!
pergi ”
Riko mengeluarkan kotak( kotak yang sama dengan yang ia minta dari Salma) dari
sakunya ” paling tidak izinkan aku megucapkan selamat ulang tahun untuk kakak ”
katanya meletakkan kotak pada tangan Julie. Riko pergi menahan rasa
bersalahnya, memang tidak bisa di pungkiri, secara tidak langsung ia telah
merebut segalanya dari Julie dalam waktu yang singkat meski ia tak
menginginkan. Ia tidak punya ikatan darah dengan Julie maupun Salma (ibu
tirinya), ia anak Bondan dengan istrinya dahulu. Begitu masuk dalam keluarga
Julie, semuanya berubah baginya, kasih sayang Salma bahkan melebihi kasih
sayang ibu kandungnya sendiri yang telah tiada. ” maafkan aku,,, maaf ” katanya
lirih.
Tidak jauh beda dengan Riko( sedih),
Julie meratapi keadaannya, ia duduk terpaku, perlahan membuka kotak yang baru
saja di terimanya. Air matanya tak terbendung ketika tahu apa isinya, itu
sesuatu yang sangat amat ia inginkan dan Riko mengetahuinya.
Rutinitas pagi mulai, Salma dan suaminya sarapan
seperti biasanya, Salma seperti lupa dengan kejadian semalam. Riko datang
menyusul, saat Julie ingin keluar kamar, ia kaget karena kamarnya terkunci ”
sial !!! sittt ”. Rupanya Salma yang melakukannya, ia tidak ingin Julie ”keluyuran”
untuk hari ini.
” Julie mana ”
tanya Bondan sok perhatian
” ia sedang
sakit, di kamarnya ” bohong Salma
” oh ya ?” sahut
Riko
” iya, sana antar
sarapan untuk kakakmu ”
” oke ” Riko
langsung menyiapkan dan mengambil nampan, ketika mau beranjak Salma
memanggilnya ” Riko ”
” ya mam”
” kesini sebentar
” Riko mendekat, Salma meletakkan Kunci kamar, Riko tersenyum tahu keadaan.
Bondan juga tahu, ia tersenyum merencanakan sesuatu.
Saat di kantor Bondan menghubungi
Salma.
” iya pa, ada
apa?”
” buat nanti
makan malam, papa ingin makanan kesukaan papa?”
” ohhh,,, itu,
oke, tumben papa minta”
” iya, lama tidak
menyantapnya ”
” maaf pa, besok
mama akan bilang pada bibi untuk sering-sering memasaknya ”
” oke, makasih
mam ” Bondan tersenyum puas, rencananya akan berjalan lancar.
Salma segera menghubungi rumah
” ada apa Nyah”
pembantu yang mengangkatnya
” Tuan ingin
makan makanan kesukaannya, apa bibi mengerti ”
” iya, ”
” ingat , yang
bagus ya ”
” baik ” Bibi
bergegas minta tolong sopir untuk mengantarkannya, karena tempat untuk
mendapatkan bahan makanan itu jauh. Hasilnya, rumah sepi tinggal Julie
sendirian terkurung di dalam kamarnya.
Bosan berada di kamar tanpa melakukan aktifitas apapun, Julie mulai membuka
handycam-nya, ia merekam seluruh isi kamarnya, kemudian meletakkan cameranya di
atas almari yang tidak terlalu tinggi, ia merekam dirinya sendiri,ia mulai
suara ” ayah,,, apakah ayah tahu sesuatu, kemarin aku ulang tahun, lucunya aku
sendiri lupa yah,, hanya Riko yang memberiku selamat, oh ya,, ayah tak tahu
Riko? Maaf aku lupa lagi ,,,”
Tiba-tiba pintu terbuka. Bondan muncul, Julie terperanjat kaget dan
ketakutan ” mau apa kau ”
” tenanglah anak
manis,, aku tidak akan menyakitimu ” kata Bondan seraya mendekatinya
” keluar !!!
keluar kataku ” teriak Julie
” teriaklah
sampai puas, tidak akan ada yang mendengarnya” Bondan mulai melepas jas-nya. Julie panik, ia tahu apa yang akan di
lakukan ayah tirinya itu padanya.
” ku mohon,,, jangan
lakukan padaku, ku mohon,,,, bibi !!! bibi !!!” teriak Julie, Bondan terus
mendekat. Julie terus menghindar, melempar barang-barang yang ia dapat
sekenanya. Bondan tersenyum,
tentu saja itu tak membuatnya bergeming ” semakin menarik ” katanya. Bondan
berhasil meraih pundak Julie, namun lagi-lagi Julie lari, sobeklah bajunya. Julie berusaha membuka pintu, usahanya
sia-sia pintu terkunci rapat. Bondan kembali mendekat, menciumnya, Julie kembali
berontak. Mulai tidak sabar, Bondan mulai main kasar, PLAKK tamparan keras mendarat
di pipinya. Bondan menyeret paksa Julie, membantingnya ke tempat tidur, Bondan
mulai melepas kemejanya, Julie ketakutan berusaha lari, Bondan berhasil menarik
rambut panjangnya, membanting kembali ke tempat tidur, dan terjadilah tindak
pemerkosaan itu, semuanya TEREKAM jelas di handycam Julie.
Saking shock-nya, Julie masih
terbaring diam di tempat tidur walaupun Bondan sudah keluar sedari tadi. ”
hwaaahhhhrrrrhhhh ” Julie teriak dengan keras, menangis bercucuran air mata, ia
sungguh merasa sangat buruk tidak berharga.
” enak mam ” puji
Bondan saat menikmati makan malamnya
” oh ya” Salma
senang juga
” ya, makasih mam
”
Mereka bertiga
termasuk Riko menikmati makan malamnya, ” mam, kak Julie ?” tanya Riko
” ya, antar makan
malamnya ”
” oke ”
” makasih Riko ”
ucap Salma manis.
Riko segera bergegas ke kamar Julie, begitu kagetnya begitu sampai,
gelap,,,,
” kak,,, kakak ”
tanyanya seraya menyalakan lampu, lampu menyala, Julie terlihat meringkuk di
pojok kamar. Riko perlahan mendekatinya. Ketika ia menyentuh tangan Julie,
dengan cepat Julie menghempaskannya.
” kak, kakak
kenapa ”
” keluar !!!
keluar kau !!!” serunya
” kakak,,, ”
” keluar !!! ”
serunya lagi, Salma menghampirinya begitu pula Bondan, begitu melihat Bondan,
Julie semakin marah ” keluar !!! keluar semuanya !!! keluar kataku !!!”
Salma mendekati
putrinya ” Julie, apa-apaan ini ??? ”
Julie tidak
menjawabnya, Salma jengah dan ingin keluar, Bondan sudah keluar dari tadi.
Ketika Salma ingin melangkah, Julie
meraih tangannya, ” Mam,,, dingin ” eluhnya. Salma terhenyak, kaget, tidak
seperti biasanya. Ia menoleh, Julie masih meringkuk. Kemudian ia melepaskan
tangan Julie yang memegangnya. Julie terpukul ” bahkan kau tak mempedulikanku
???” pikirnya. Riko memegang tangan Julie, lagi-lagi di hempaskannya dengan
kasar oleh Julie. ” kak, tak bisakah aku,,, ??? ” katanya dalam hati, keluar
dari kamar.
Salma diam saja di kamarnya teringat
eluhan Julie yang mengatakan kalau dirinya merasa kedinginan, ia merasa ada
sesuatu yang janggal. Bondan
mendekatinya ” ada apa?”
” ah, tidak,,, ”
” benarkah ?”
” iya ” seraya
tersenyum tipis. Bondan lebih mendekat dan kiss, yang kemudian,,,,,
” kenapa? Kenapa semua ini harus ku alami, kenapa
harus aku, apa salahku ?!!! kata Julie, ” kenapa ?!!! ” Julie mulai linglung,
ia memegang pisau, air matanya terus mengalir, ia berniat memotong urat nadi
tangannya, namun tiba-tiba ia tersenyum menusukkan pisau ke perutnya sendiri. ”
urghhhhh ” eluhnya masih dengan senyuman, ia berjalan terhuyung-huyung , ia
hampir meraih gagang pintu, namun keburu terjatuh dan menyenggol sesuatu hingga
hiasan dinding jatuh.
” prakkkk ” Riko mendengar sesuatu dari kamar Julie, ia bergegas
menghampirinya dan terbelalak melihat kakaknya berlumuran darah, Julie masih
sadar, Riko memangku kepala Julie, ” kak,,, siapa? Siapa yang melakukan ini?”
Riko melihat keadaan sekitar, namun tidak ada yang mencurigakan ” jangan-
jangan ” ia melihat kakaknya kembali,berfikir kalau kakaknya sendiri yang
melakukannya, Julie tersenyum namun seketika pingsan. ” kakak !!! bangun !!!
kakak ” teriak Riko.
Di rumah sakit, Riko sibuk
menghubungi Salma, namun tidak ada jawaban, maklum Salma sedang ada rapat, dan
ponselnya di tinggal di ruangan pribadinya. Bondan pun sama saja, ia juga tak
dapat di hubungi. Dokter keluar dari ruang UGD.
” bagaimana kakak
dok ?”
” keadaannya
sudah memabaik, sudah bisa di pindahkan ke ruang perawatan biasa ”
” syukurlah ”
Dokter menepuk-nepuk pundak Riko dan berlalu. Salma membuka ponselnya, ia
bertanya-tanya kenapa ada banyak panggilan dari Riko yang masuk, ia balas
menghubungi Riko ” ada apa Riko ”
” kak Julie ma,,,
”
” ada apa lagi
dengan kakakmu ?”
” kak Julie masuk
rumah sakit ”
” apa!!” dengan
segera Salma meluncur ke rumah sakit, namun sesampainya di rumah sakit,
bukannya tanya keadaan Julie, malah mengkhawatirkan Riko.
” Riko, kamu
tidak apa-apa ?”
” yang sakit
bukan Riko ma, kak Julie ” katanya seraya memandang Julie yang masih terbaring
memejamkan matanya.
” ohhh,, kenapa
kakakmu ?”
” ada orang yang
menusuknya ma ” bohong Riko
” apa !!! apa
kakakmu punya masalah dengan orang lain?”
” tidak tahu
ma,,,”
Salma mendapat telepon dari rekan kerjanya, ia segera bergegas kembali ”
mau kemana ma ?” tanya Riko
” mama ada urusan
”
” tidak bisakah
mama menunggu kak Julie di sini”
” Riko,,, mama
sibuk,” jelasnya
” tapi ma,,, ”
” di sini sudah
banyak orang yang menunggunya bukan? Banyak suster yang menemani, dokter juga
siap 24 jam kalau kakakmu kenapa-kenapa, bilang sama dokter untuk memperlakukan
kakakmu dengan baik,”
” tidak bisakah
urusan kantor di tinggal untuk semetara waktu?”
” Riko,,,” keluh
Salma, ” jaga baik-baik kakakmu, mama pergi,,, ”
Riko terdiam tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan, kemudian memandang
Julie dengan sedih, dan tanpa ia ketahui Julie mendengar pembicaraannya, ia
mengepalkan tangannya yang tertutup selimut. Rupanya Julie sudah tersadar dari
tadi, namun masih memejamkan mata karena tak mau melihat siapapun.
Waktu berlalu, malam semakin larut,
Riko pulang semetara waktu untuk membersihkan diri. Julie bangun dari
ranjangnya, menyobek kain, mengikatkannya pada luka di perutnya hingga tebal,
perlahan ia berjalan keluar. Sampai di rumahnya, ia berjalan mengendap-ngendap
ke kamar orang tuanya, ia melihat obat tidur yang ada di meja rias Salma, ia
menoleh, Salma tidur terlelap, tidak di lihatnya Bondan. Seketika ia tahu dimana Bondan berada. Dengan
perlahan ia mulai membuka brangkas menemukan Pistol milik Bondan. Ia tersenyum,
dan bergegas ke kamarnya sendiri, mengambil semua tabungannya yang lumayan
banyak, tak lupa ia menyambar tasnya sebelum lenyap dari pandangan.
NIGHT club, Bondan bersenang-senang
dengan banyak gadis, dari luar Julie masuk mengenakan topi, mendekati seorang
wanita untuk memancing Bondan ke toilet. Awalnya wanita itu enggan, namun saat
Ia mengeluarkan uang yang lumayan banyak, wanita itu tersenyum dan melenggang
pergi ke arah Bondan. Bondan sendiri terpancing, karena memang wanita itu
sangat amat cantik.
Wanita itu terus menggodanya, Bondan hendak menciuminya, namun wanita itu
pura-pura risih bercumbu di tempat yang banyak orang, ia pergi ke toilet,
Bondan mengikutinya dan terlihat semakin bersemangat. Ketika bibirnya hendak
mencium, wanita itu berubah menjadi sosok Julie, dengan cepat tubuhnya
terhempas akibat tendangan Julie.
” apa kabar PAPI ???” katanya dengan nada merendahkan. Bondan tersadar, ia
tersenyum melihat anak tirinya berada di depannya ” kau ??? ”
” kau pikir siapa
??? ” tanya Julie menantang. Bondan tertawa membuat Julie semakin muak ” kau
pikir lucu PAPI ?”. Mendadak Bonban mendorong tubuh Julie hingga merapat ke
tembok. ” apa belum cukup ?” katanya seraya hendak mencium Julie. Keadaan
berbalik, Bondan meringis, pisau tajam sudah bersarang di perutnya, Julie
tersenyum sinis kemudian menendangnya.
” beraninya kau
?” ancam Bondan seraya berusaha bangkit.
” apa ???” Julie
semakin meremahkan ” kau pikir aku akan diam setelah semuanya kau renggut dariku,
maaf PAPI, ” Julie mengacungkan pistolnya, Bondan takut bukan kepalang. Julie
tersenyum.
” Julie,,,ku,,,
ku mohon Julie, jangan lakukan itu” mohon Bondan terbata-bata. Julie teringat
saat ia memohon pada Bondan agar jangan jangan memperkosa dirinya
” cihh,,, andai
saja kau mengabulkan permohonanku, ini tak akan terjadi, ”
Bondan juga
mengingatnya, ” Julie, kali ini,.. kali ini.. ku mohon, ”
” tidak ada maaf
bagimu, namun MAAFKAN AKU PAPI ”
” DORRRRRR”
peluru melesat tepat di dada Bondan.
Salma terbangun saat petir menyambar, ia kaget, kemudian bergegas turun ke
bawah, di lihatnya kamat Julie terbuka. Entah kenapa, ia berjalan masuk, kamarnya gelap, terlihat seperti ada
banyangan seseorang meringkuk, sama persis ketika Julie meringkuk. Ia
menyalakan lampu, di lihatnya darah berceceran ia ingat perkataan Riko ” ada
orang yang menusuknya ” terdengar suara petir menyambar kembali. Ia tertarik
dengan sesuatu yang ada di atas almari, ya ,,,itu handy-cam milik Julie. Ia
mulai membukanya, terlihat curahan hati Julie,,, namun baru beberapa menit,
handy-camnya mati, ia menutupnya, ” Julie,,,, ” katanya lirih. Ia menyadari
juga kalau Julie tidak di tusuk orang melainkan ia sendiri yang melakukannya,
ia mulai menyesali perbuatannya.
Orang-orang berkerumun di toilet NIGHT club termasuk wanita yang tadi
menggiringnya ke situ, begitu melihat Bondan sudah terkapar tak bernyawa,
wanita itu bergegas pergi, ia tahu sesuatu.
Suara sirine polisi terdengar, polisi masuk bergegas ke TKP dan mulai
pemeriksaan. Bos club datang ” ada apa ini?” katanya tenang. Polisi yang
melihat kedatangannya langsung mengenali
bos itu.
” Candra ” sapa
polisi ” ada pembunuhan di club-mu ”
” ohhh,, silahkan
lakukan tugasmu dengan benar ” katanya kemudian pergi berlalu.
Polisi itu hanya
tersenyum sinis kemudian kembali mengidentifikasi. Rombongan Candra keluar dengan mobil limosinnya
menerobos hujan yang lebat. Julie masih berlari menjauhi club, lukanya semakin
parah, darahnya semakin banyak keluar membuatnya terpaksa menghentikan
langkahnya. Nafasnya terengah-engah. Candra melihatnya,” stop ” katanya pada
sopir, dengan seketika rombongan berhenti. Candra keluar di panyungi seorang laki-laki
berjalan mendekati Julie. Candra menepuk pundak Julie, dengan seketika Julie
menghempaskannya, ia menoleh dan menodongkan pistolnya ”siapa kau ” tanyanya.
Candra tidak menjawabnya, ia malah mencoba lebih mendekat ” berhenti !!! ”
teriak Julie seraya melangkah mundur.
Candra tak bergeming, ia tetap mendekat ” berhenti !!! ” teriak Julie
kembali ” pergi kau !!!”
” Per,,,gi !!!”
suara Julie melemah dan jatuh pingsan. Candra segera menangkapnya, di lihatnya
muka Julie dengan jelas. Pembawa payung itu kaget bukan main melihatnya, ia
ingat kejadian waktu lalu,” cincin di jari telunjuk yang di pakai,,,muka wanita
itu??” pikirnya.
Candra membopong masuk ke dalam mobilnya. Sementara pembawa payung itu
tersenyum mengiringi, meraba bekas luka di perutnya menyadari sesuatu. Pembawa
payung itu tak lain KAI, tangan kanan Candra, laki-laki yang di tusuk Julie
beberapa waktu yang lalu.
Di rumah sakit, Salma dan Riko
kebingungan mendapati Julie tidak ada di kamarnya. ” kemana anakku ??? di mana
dia ?” teriaknya pada salah suster di sana
” tenang
ma,,,tenang,,, ” Riko berusaha menenangkan.
” rumah sakit
sebesar ini tak bisa megawasi seorang anak ha???”
” tenang bu,,,
kami akan segera menemukannya ” kata dokter
” apa yang kalian
tunggu, cepat temukan dia ”
Semua orang di
sana membubarkan diri mencari keberadaan Julie. Ponsel Salma berdering ” halo”
” ini dari
kepolisian ”
Tanpa pikir panjang, Mereka bergegas ke kantor polisi. Tangis Salma pecah,
begitu pula dengan Riko melihat mayat Bondan terbaring.
” kenapa ???
kenapa semua ini terjadi ?? kenapa begitu cepat kau meninggalkan aku ” tanya
Salma penuh ketidakpercayaan.
” papa ” Riko
menangis. Mereka berdua larut dalam kesedihan, hingga lupa urusan Julie.
Pemakaman selesai, Salma duduk di kamarnya, Riko menghampirinya.
” Riko, papa
sudah pergi, kamu tidak akan meninggalkan mama kan ”
” tidak,,, ”
jawab Riko lirih.
” belum ada kabar
dari kakakmu ?”
” belum ma , apa
sebaiknya kita lapor polisi ???”
” jangan, itu
malah akan membuat keadaan semakin buruk ”
” ya,,, ”
Riko keluar kamar beralih ke kamar
Julie yang sudah rapi, memandang foto Julie yang nampak ceria ” kakak,,,, ”
Riko meneteskan air matanya. Salma membuka handy-cam Julie kembali. Ia
tersenyum ketika melihat Julie mulai berbicara, namun ia berubah menjadi tegang
ketika melihat Julie mulai berteriak, dan ia shock melihat Bondan ada juga di
video itu, terlebih lagi menyaksikan anak kandungnya di perkosa oleh Bondan,
orang yang begitu ia cintainya. Ia terjatuh, menangis penuh sesal ” Julie,,,
Julie ” teriaknya, melempar handy-camnya, ” maaf,,, maaf,,, maafkan mami,,,
Julie,, Julie ” raungnya. ” Julie,,, Julie,,,maaf,,,maaf,,,, ”
Riko berlari
masuk kamar ibunya kembali, ia bingung melihat handy-cam yang hancur, terlebih
lagi ibunya menangis menyebut nama Julie dan meminta maaf berulang-ulang. ”
maaf,,,” kata Salma pada akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar