Dera terkejut mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Junsu, begitu
pula dengan Jia, dia tidak tahu sebelumnya kalau Junho dan Dera pernah menjalin
hubungan.
Junho tersenyum pura-pura
tidak mendengar, ia memilih mengabaikannya dan mengalihkan arah pembicaraan
mereka.
“ tidak, hyung ini bicara
apa ?”
“ sudahlah, kau tidak
perlu membohongi dirimu sendiri “ Junsu sedikit emosi
“ hyung ini kenapa ?
mengapa tiba-tiba bicara seperti itu ? apa hyung tidak mempedulikan perasaan
Jia yang ada di sampingku ?” kata Junho seraya meraih tangan Jia dan
menggenggamnya. Jia melihat Junho saat ia rasakan tangan Junho yang panas dan
begitu keras menggenggamnya. Ia mulai berfikir “ apa ini alasan Junho mau
begitu saja menerima ajakannya untuk menjadi pacar gadungannya? Untuk menunjukkan kalau dia sudah menemukan
pengganti Dera yang sudah berpaling ke lain hati, dan tak lain Junsu orangnya.
“ Jia tidak akan apa-apa karena dia bukan kekasihmu ?”
Junho terkejut dan dengan
perlahan ia melepaskan tangan Jia. Ia memalingkan muka untuk sesaat. Dan
tersenyum remeh, berusaha menyembunyikan perasaan yang ia rasakan sebenarnya,
karena Junho yang mereka lihat akhir-akhir ini bukan Lee Junho
“ bukankah ini
menyenangkan hyung, “
“ apa ??!! menurutmu
semua ini hanyalah sebuah permainan ?” Junsu tidak percaya dan emosi
“ apa, apa hyung tidak
menikmatinya ??”
“ ya, menurutku seperti
itu, Dera yang lebih dulu mempermainkanku untuk mendapatkan hatimu, dan
sekarang,,, bukankah adil jika aku bermain-main dengan Jia yang notabene mantan
kekasihmu,,??!!”
Junsu yang emosi
mendengarnya lanjung saja melayangkan pukulan di wajah Junho sehingga Junho
jatuh terjerembab.
“ oppa !!!” teriak Dera
tidak terima, Jia segera membantu Junho berdiri, ia merasa iba, tahu inti
permasalahannya.
“ bukankah ini adil
hyung, dua pukulan lagi,,, dan semuanya akan lunas “
“ apa kau bilang,??? apa
kau tidak sadar kalau aku yang sebenarnya kalian permainkan ??!!!” Junsu
kembali memukul Junho karena saking emosinya,
“ sudahlah oppa,
sudah,,,aku yang salah, maafkan aku oppa “ Dera berusaha menenangkan Junsu yang
kalap, haha ( mbayangin Junsu yang seorang Daegu kalau marah,, gimana ya L ). Dan Jia hanya diam saja, dia sudah tahu kalau keduanya memang sering
“berantem” tapi dengan cepat bisa kembali berbaikan.
“ lepaskan aku, aku ingin segera menyelesaikan permainan ini !! “
Junho tersenyum puas
mendengarnya, ia tertawa kecil,
“ ayolah hyung,,,”
“ benar-benar
menyebalkan,” seru Junsu
“ ini,,, ucapan selamat
dariku karena kau benar-benar sudah mencuri hati Dera dariku “
“ heh ??? “ Junho tidak
percaya mendengarnya, heran dengan ucapan Junsu
“ bu,,,bukankah,,,”
Belum selesai Junho
berkata,
“ BUKKKK” pukulan kembali
Junho terima dari Junsu, bahkan kali ini lebih keras hingga ia terjatuh di sisi
jalan (bukan trotoar).
“ selamat “ seru Junsu,
Junho masih berada di tempatnya dengan keheranannya.
“ AWASSSS !!!” seru Jia
yang melihat ada mobil melaju cepat, Junho memicingkan mata sipitnya melihat
lampu mobil yang semakin lama semakin mendekat. Junsu dengan sigap berlari
mendorong tubuh Junho.
“ Huffftttt, fiuhhhhh “ Jia mengusap-usap dadanya lega.
Dera menurunkan tangannya dari wajahnya, ingin melihat keadaan mereka berdua
(Junho maupun Junsu). Terlihat Junsu membungkuk memegangi lututnya,
terengah-engah mengatur nafasnya. Ia melihat Junho yang jatuh terlentang di
sampingnya sedang tertawa kecil.
“ heh, ini menyenangkan
hyung,,,tapi kenapa hyung berlebihan ??? “
Junsu memalingkan muka
dan tertawa kecil juga
“ sialan,,” gerutunya
dengan emosi yang meredam
“ Awww,,,” Junho mengaduh,
memegangi belakang kepalanya.
“ ini menyakitkan hyung “
kata Junho dengan nada bercanda, kemudian badannya terasa lemas dan jatuh tak
sadarkan diri.
Junsu berusaha berdiri tegak, melemaskan otot-ototnya
yang tegang beberapa menit yang lalu,
“ huftttt,,” ia membuang
nafasnya panjang dan berpaling melihat keadaan Junho.
“ Junho, kau jangan
bermain-main lagi denganku, cepat bangun, ayo pulang “ seru Junsu
Tidak ada jawaban dari
Junho semakin membuat Junsu kesal saja,
“ Junho !!!” panggil
lebih keras, dan percuma saja, Junho tidak menjawab.
Junsu mengamati wajah
Junho dan mulai curiga, perlahan ia mendekatinya, dia melihat tangan Junho yang
memegangi belakang kepalanya, perlahan ia singkirkan tangan itu, dan
terkejutnya dia ketika melihat tangan Junho itu berlumuran darah.
“ Junho jangan bercanda
denganku, Junho “ Junsu tidak percaya dan segera mengangkat kepala Junho,
terlihat ceceran darah di bawahnya, kepala Junho terbentur badan trotoar.
Perlahan ia melepas tangannya dari kepala Junho dan jatuh terduduk dengan
lemas. Dera dan Jia menghampiri, keduanya terkejut. Dera dengan cemas memangku
kepala Junho,
“ Junho oppa, maaf,,,ini
semua gara-gara aku “ Dera mulai menangis
Jia sibuk dengan teleponnya.
_ Di Rumah Sakit_
Semua anggota 2pm berkumpul, semuanya memilih diam, tidak ada yang bertanya
perihal kejadian yang sudah menimpa Junho. Tidak ada gunanya. Satu jam mereka
menunggu di depan ruang operasi. Terlihat dokter keluar, Nichkhun segera saja
menghampirinya.
“ bagaimana keadaannya
dokter ?” tanyanya
Dokter itu tersenyum, “
tidak apa-apa, semuanya berjalan dengan baik, hanya butuh beberapa jahitan saja
“
“ huffttt “ semuanya lega
mendengarnya.
“ apa besok pagi sudah
bisa pulang ?? “
“ apa kamu yakin ??”
dokter itu malah balik bertanya
“ Iya, “ jawab Khun
mantap, Dia berfikir masih ada Yoseob yang setiap saat bisa membantu. Dia tahu
betul kalau Junho tidak suka rumah sakit
“ baiklah kalu begitu,
yang harus kalian perhatikan hanyalah kebersihan tempatnya, apa kau mengerti
??”
“ oke “ jawab Khun
kemudian tersenyum.
Tidak lama kemudian terlihat patugas rumah sakit
memindahkan tubuh Junho ke bangsal biasa. Dera duduk di sebelah ranjang Junho,
menggenggam tangannya, Junsu melihatnya dengan hati yang kecewa. Khun
menepuk-nepuk bahunya bermaksud menguatkan (hahaha, berlebihan ki !!!)
Malam semakin larut, Junsu dan Wooyoung sudah kembali,
hanya ada Chansung dan Khun di rumah sakit menemani Junho. Pukul 3 pagi, Junho
mulai membuka matanya, ia mengamati keadaan sekitar dan mendapati dirinya
memakai pakaian rumah sakit, sudah bisa di pastikan dia berada di rumah sakit.
Perlahan ia meraba belakang kepalanya.
“ aissshhhh,,,kenapa
rasanya nyeri sekali, “
Dia berusaha untuk
bangun, tapi tetap saja kepalanya masih terasa berat, pusing.
“ sialan kenapa aku
begitu lemah,,,” gerutunya pada dirinya sendiri, mendadak ia ingat ucapan
Junsu, ia tersenyum namun dengan cepat senyumnya hilang
“ tidak mungkin, “
pikirnya kemudian memejamkan matanya, kembali tidur.
>>>
Pagi harinya, Khun sibuk mengurus administrasi Junho,
sementara Chansung mengemasi barang Junho ke dalam tas.
“ apa aku terlihat
seperti orang bodoh ?” tanya Junho
“ memang, bahkan lebih bodoh dari pada aku” jawab Chansung cuek
“ memang, bahkan lebih bodoh dari pada aku” jawab Chansung cuek
Junho nyengir kesal. Khun
muncul dari balik pintu,
“ semuanya sudah selesai,
ayo kita pulang “ ajaknya
“ oke “ Junho semangat
sampai lupa kondisi tubuhnya belum memungkinkan bergerak bebas. Chansung segera
meraih tubuh Junho, memapahnya, sementara Khun menggendong tas Junho.
Dera sudah sampai di depan dorm 2pm, untuk sesaat ia
sedikit ragu untuk mengetuk pintu. Tidak ia sadari Jia sudah mendahuluinya,,
“ tok tok tok “ Jia
mengetuk pintu dorm
“ mengapa kamu ragu ?”
Jia mengajak Dera berbicara
“ tidak, hanya saja aku
merasa,,”
“ bersalah ??” tebak Jia
“ tidak perlu kau merasa
seperti itu, perasaan manusia tidak bisa di salahkan, “ Jia tersenyum menatap
Dera. Dera membalasnya
“ tapi ku kira semuanya
butuh waktu untuk kembali seperti semula,”
“ iya, kamu benar, ku
kira juga seperti itu “
“ ayo silahkan masuk “ Wooyoung muncul mempersilahkan keduanya masuk,
“ oke, terima makih,,”
Ketiganya masuk ke dalam
dorm.
“ Junho belum pulang ??”
tanya Jia duduk di sofa seperti biasanya.
“ mungkin sebentar lagi,
Khun sudah menghubungi kami, katanya mereka dalam perjalanan pulang “
“ ehm, begitu,,,”
Junsu keluar dari kamar
Junho menuju dapur mengambil air minum untuk Dera dan Jia, tidak lupa mengambil
makanan ringan dari dalam kulkas.
“ silahkan,,,” Junsu
mempersilahkan Dera maupun Jia untuk menikmati,
“ oke,thanks oppa “
Tidak lama kemudian, terlihat Khun masuk ke dorm, di
susul Chansung yang masih memapah Junho, keduanya (Junho dan Chansung) langsung
masuk ke kamar Junho.
“ thank’s Chan “
“ oke,,,” Chan ngeloyor
keluar kamar. Wooyoung masuk
“ bagaimana keadaanmu ?”
“ baik-baik saja, “
“ syukur kalau begitu,
kau masih ingat aku kan ??”
“ kau pikir aku amnesia
ha,,?”
Wooyoung tertawa, “
kalaupun iya, aku lebih suka “ lanjut Junho
“ he, maksudnya “
“ aku lebih suka
melupakanmu !!” ejek Junho
“ huuuuuu,,,”
“ ehmm,,,apa aku boleh masuk ke sana ?” tanya Dera
sedikit takut pada Junsu
“ kenapa tidak,,,boleh
boleh saja “
“ tapi,,,,”
“ kenapa ?? ayo “ Junsu
menarik tangan Dera, mengajaknya masuk ke kamar Junho
“ bagaimana kepalamu,
masih sakit ?” tanya Junsu
“ hyung pikir dalam
semalam bisa sembuh total, yang benar saja “ jawab Junho
“ beruntung kita tidak
persiapan comeback hyung, kalau tidak,,,ehmm, bisa bisa gagal total “
“ aissshhhh, apa yang di
kepalamu hanya menyanyi saja,,,”Junho kesal
“ Dera ingin bertemu
denganmu Junho “ sela Junsu
Junho dan Wooyoung
serempak terdiam, Junsu mengajak Wooyoung keluar. Dengan langkah ragu-ragu Dera
mendekati Junho.
“ oppa,,,aku minta maaf “
Junho mengamati Dera,
terlihat jelas kesedihan di wajahnya.
“ maaf ?? untuk siapa ??
dan juga,,,kamu ?? kamu siapa ??”
Bagai tersambar petir di siang hari, Dera diam terpaku
mendengar ucapan Junho, Junho tidak ingat padanya??. (inspirasi dari Jun Pyo,
hehe)
“ aku,,,aku,,,,” Dera
bingung mau menjelaskan apa
Khun masuk untuk menaruh
tas Junho yang sedari tadi masih ada di luar.
“ hyung dia siapa ??”
tanya Junho pada Khun
Nichkhun mengeryitkan
alis tanda tidak mengerti ucapan Junho.
“ apa dia (Dera)
mengenalku ??” lanjutnya
“ dasar ini bocah, “ Khun mulai menyadari kekonyolan Junho
“ jangan bercanda
lagi,,,sudahlah “
Dera semakin bingung.
Junho mengulurkan tangannya mengajak bersalaman dengan Dera. Dera meraihnya
“ perkenalkan, namaku Lee
Junho “ kata Junho dengan senyum manis tersungging di bibirnya yang seksi,
halah,, hahaha
“ aku,,,namaku Dera “
Junho langsung menarik
tangan Dera, memeluknya. Nichkhun bergegas keluar
“ aku tidak lupa
denganmu, hanya saja aku lupa bagaimana harus bersikap di hadapanmu” bisiknya
“ aku malah sama sekali
tidak tahu bagaimana seharusnya aku bersikap di hadapanmu oppa, maafkan aku “
“ berapa kali kau harus
meminta maaf ? tidak ada gunanya, permainan telah berakhir, aku merasa puas “
kata Junho lagi
“ maafkan aku sempat
mengganggu hubunganmu dengan Junsu hyung “ Junho tertawa kecil
“ kadang aku suka bertindak
kekanak-kanakan “ Junho melepas pelukannya
“ oppa,,,aku mencintaimu
“
Junho tersenyum geli
mendengarnya “ jangan membuatku besar kepala “
“ aku serius oppa, aku
sadar perasaanku pada Junsu oppa hanya sebuah obsesi belaka, yang ku cintai
hanya kau oppa “
“ ini klise “ timpal
Junho
“ tapi maafkan aku
Dera,,,perasaanku padamu,,,” Junho tidak tega mau mengucapkannya
“ sama sepertimu, mungkin
akhir-akhir ini aku hanya terobsesi padamu juga “ kata Junho dengan senyuman
penyesalan
“ bukankah sudah ku
bilang, permainan telah berakhir ?? yah,,,akhir-akhir ini aku hanya ingin
main-main, maafkan aku,,,”
Dera kecewa mendengarnya,
ia tidak menyangka akan seperti ini akhirnya. Dera memaksakan diri untuk
tersenyum, namun tetap saja senyumnya pahit.
“ aku mengerti oppa, “
“ kita bisa mulai dari
awal lagi Dera, kita jalani saja dan lihat ke depannya bagaimana, apakah
perasaan kita masih sama atu tidak, kalau jodoh,,,tidak akan lari kemana “
“ kriiinggg” ponsel Junho
berdering, junho tersenyum melihat siapa yang menghubunginya.
“ hai,,,”
Junho tersenyum senang,
“ tidak apa-apa hanya
sedikit terluka, but it’s okay, “
“ tidak apa-apa, mungkin
aku lebih suka begini, dengan begitu, aku bisa istirahat total “ kata Junho
kemudian tersenyum lagi
“ oke,,miss you to “ kata
Junho mengakhiri pembicaraanya di telepon
Dera haya bisa tersenyum
kaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar